Selasa 19 Aug 2014 12:00 WIB

Karen Ingin Mengajar

Red: operator
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan .
Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan .

Ekonom menilai, alasan Karen mundur agak ganjil.

JAKARTA-- Selesai sudah kiprah Galaila Karen Agustiawan di PT Pertamina (persero). Sebuah surat pengunduran diri yang diajukan Karen pada 13 Agustus 2014 menandai akhir langkah Karen di pucuk pimpinan perseroan yang mengurusi migas nasional tersebut. Karen tak akan lagi menjabat sebagai direktur utama Pertamina per 1 Oktober 2014.

Karen Agustiawan telah menyampaikan surat pengunduran dirinya selaku direktur utama kepada perseroan dengan tembusan kepada Menteri BUMN selaku RUPS, Dewan Komisaris, dan anggota direksi, kata Vice President Corporate Communication Pertamina Ali Mundakir di Jakarta, Senin (18/8). Menurut Ali, Karen mundur dengan alasan pribadi.

Setelah 6,5 tahun menduduki posisi sebagai direksi Pertamina satu tahun di antaranya sebagai direktur hulu dan kemudian selama 5,5 tahun sebagai direktur utama dalam suratnya Karen menyatakan, saat ini adalah saat yang tepat untuk mundur demi proses regenerasi kepemimpinan Pertamina. Karen menjadi wanita pertama yang dilantik sebagai direktur utama Pertamina pada 5 Februari 2009. Setelah lima tahun menempati posisi tersebut, jabatan Karen diperpanjang untuk lima tahun berikutnya pada 5 Maret 2013.

Menteri BUMN Dahlan Iskan mengatakan, dia sudah menerima surat pengunduran diri Karen yang disertai alasan ingin mengajar di Universitas Harvard Amerika Serikat dan mengurus keluarga. Surat pengunduran diri Ibu Karen sudah kami terima dan kami memenuhi permintaan tersebut, kata Dahlan.

Menurut Dahlan, pemegang saham tidak bisa lagi menahan Karen untuk tetap memimpin Pertamina. Selain Universitas Harvard sudah terus menyurati Karen untuk segera mengajar di sana, Karen sudah cukup lama berkeinginan untuk mundur dari Pertamina. Namun, karena sumbangsihnya masih dibutuhkan, selalu ditolak. Dahlan hanya bisa mengapresiasi kinerja Karen yang sukses membawa Pertamina masuk jajaran perusahaan terkemuka di dunia dalam 500 Global Fortune.

Dahlan menampik isu bahwa kemunduran Karen terkait dengan persoalan rencana kenaikan BBM atau permasalahan tidak terealisasinya kenaikan elpiji ukuran 12 kilogram. Dahlan juga tidak menyebutkan siapa sosok pengganti Karen di Pertamina. Pengganti Karen akan diserahkan kepada Komisaris Pertamina untuk menentukan pejabat sementara dirut Pertamina. Soal nama, biarkan komisaris yang menentukan, ujarnya.

Komisaris Pertamina sekaligus Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo memahami pengunduran Karen. Beliau merasa sudah cukup menjabat, kata Susilo. Dewan komisaris akan menunggu rapat umum pemegang saham luar biasa yang akan dilakukan dalam waktu dekat.

Mantan komisaris Pertamina Maizar Rahman menilai, Karen berhasil memimpin Pertamina dengan membawa BUMN tersebut ekspansi ke luar negeri. Selama menjabat komisaris, Maizar melihat Karen sebagai sosok pekerja keras. Hasilnya adalah kinerja Pertamina yang semakin membaik dari tahun ke tahun.

Ekonom Faisal Basri berpandangan, alasan Karen yang mundur dari posisi dirut untuk mengajar di Universitas Harvard agak aneh. Agak ganjil kalau alasannya mengajar di Harvard. Mungkin ada sesuatu yang membuat dia tidak tahan lagi, ujar Faisal.

Dia menjelaskan, Pertamina merupakan salah satu BUMN yang kontribusinya pada pemerintah mencapai 70 persen. Kepentingan di dalamnya sangat besar. Karena itu, alasan mundur untuk mengajar sulit diterima secara wajar.

Pelaksana Tugas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Johannes Widjonarko enggan berkomentar panjang mengenai mundurnya Karen. Kendati demikian, Widjonarko menegaskan, selama ini komunikasi antara SKK Migas dan Pertamina tidak mengalami masalah apa pun. Rep:ahmad islamy jamil/aldian wahyu ramadhan/friska yolandha ed:eh ismail

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement