Rabu 08 Oct 2014 12:00 WIB

Pesan Terakhir SBY untuk TNI

Red:

SURABAYA -- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memberikan pesan terakhir kepada Tentara Nasional Indonesia (TNI), Selasa (7/10). Pesan itu ia sampaikan di hadapan puluhan ribu personel TNI yang mengikuti upacara hari ulang tahun ke-69 TNI di Markas Komando Armada Republik Indonsia Wilayah Timur (Mako Armatim).

"Inilah peringatan hari TNI terakhir yang saya hadiri sebagai presiden," ujar Presiden dengan wajah serius dan nada suara tegas. Selaku inspektur upacara, SBY menyebut HUT TNI kali ini sebagai bersejarah. Ia lalu meminta kepada seluruh prajurit TNI dari tigra matra (TNI AD, TNI AL, TNI AU) untuk terus meningkatkan kemampuan, profesionalisme dan kesiap-siagaan di manapun berada.

Lebih lanjut Presiden SBY mengatakan, saat ini Indonesia sedang melakukan transformasi besar menuju negara yang makin maju dan makin sejahtera. Oleh karena itu, Presiden berharap, TNI aktif menyukseskan transformasi tersebut

Turut hadir dalam upacara itu Ibu Negara Ani Bambang Yudhoyono, Wakil Presiden Boediono beserta istri Herawati Boediono, Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto, Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Panglima TNI Jenderal Moeldoko, presiden terpilih Joko Widodo, dan wapres terpilih Jusuf Kalla. 

Kemudian, Presiden mengajak kepada prajurit TNI untuk menjaga dan memelihara keutuhan dan kekompakan di seluruh jajaran TNI. Kemanunggalan TNI dengan rakyat juga harus terus dipelihara dan ditingkatkan. "Jagalah kedaulatan negara kita demi kehormatan bangsa dan negara. Pegang teguh amanah sapta marga dan sumpah prajurit," kata SBY.

Secara khusus, SBY juga memohon maaf kepada jajaran TNI bila ada kebijakan yang belum dapat memuaskan harapan para prajurit TNI. "Dari lubuk hati yang paling dalam, sebagai panglima tertinggi TNI saya mohon maaf. Percayalah, selama sepuluh tahun terakhir ini saya telah bekerja keras dan berbuat yang terbaik untuk mengembalikan kejayaanTNI. Bukan hanya TNI yang kuat, tetapi juga TNI yang ditakuti lawan, disegani kawan, dan dicintai rakyatnya," ujarnya.

Ditemui seusai perayaan, presiden terpilih Joko Widodo mengaku bangga terhadap TNI. Jokowi menegaskan, ia ingin profesionalisme TNI terus ditingkatkan. Salah satu programnya ke depan adalah bila pertumbuhan ekonomi di atas tujuh persen, anggaran TNI akan dilipatgandakan. "Saya kira kita harus konsisten," katanya.

Alutsista

Parade pasukan dan armada diikuti 18.580 prajurit dari ketiga angkatan. Sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) ikut ditampilkan, seperti: TNI AD mengerahkan 192 alutsista terdiri atas 22 tank Leopard, 22 tank Marder, 13 panser Tarantula, 13 tank Scorpio, 6 meriam 155 Mm Caesar, dan 43 pesawat. TNI AL menyertakan 195 alutsista, berupa 35 KRI, 10 LVT-7, 6 BVP-2, 26 BMP 3F1, 4 RM70 Grad, dan 23 pesawat. Sedangkan, TNI AU mengerahkan 139 pesawat, seperti 12 Sukhoi Su27/30 Flanker, 3 F5 Tiger, 10 F-16 Fighting Falcon, 12 Hawk 109/209, 3 Emb 314 Super Tucano, 1 C130 Tanker, dan 3 Boeing 737.

Dalam pidatonya, Presiden mengulas sejumlah pencapaian TNI selama sepuluh tahun dia menjabat. Lima tahun pertama kepemimpinannya, pemerintah memfokuskan perhatian pada penggantian alutsista yang sudah tidak berfungsi.

"Sementara lima tahun terakhir ini, kita tingkatkan jumlah dan modernisasi alutsista kita sehingga penjagaan tiap jengkal NKRI dapat kita lakukan," ujar SBY.

Presiden mencontohkan, di jajaran TNI AD telah hadir rudal pertahanan udara, roket multitaktis dan straregis, termasuk heli serang apace. Di jajaran TNI AL, SBY melanjutkan, ada penambahan berupa kapal korvet kelas sigma, kapal perusak, serta kapal kelas frigate. "Sementara di TNI AU, kini ada CN 295, pesawat latih, Hercules C130H, Sukhoi MK2, Super Tucano, dan F16," kata SBY.

Dari sisi kesejahteraan prajurit, sambung Presiden, pada lima tahun terakhir pemerintah memberi perhatian lebih terhadap peningkatan kesejahteraan prajurit dan veteran. Ini lewat kebijakan peningkatan tunjangan, gaji ke-13, dan uang lauk-pauk.

Pengamat militer Universitas Muhammadiyah Malang, Muhadjir Effendy, menilai show of force yang ditampilkan TNI merupakan kado perpisahan bagi presiden SBY. Ia menjelaskan, defile tahun ini juga merupakan bentuk terima kasih TNI karena SBY merupakan jenderal yang melakukan pembangunan TNI.

Menurut Muhajir, show of force diperlukan untuk negara yang tidak pernah terlibat langsung dalam medan perang. Hal ini agar masyarakat dan negara lain mengetahui kekuatan yang dimiliki TNI. "Kalau seperti Amerika Serikat, sudah tidak perlu panggung untuk show of force karena mereka sudah banyak terlibat perang." c54/c83 ed: stevy maradona

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement