Rabu 03 Dec 2014 12:00 WIB

32 ABK Indonesia Hilang

Red: operator
Evakuasi Korban Oryong 501
Foto: bbc
Evakuasi Korban Oryong 501

REPUBLIKA.CO.ID,

JAKARTA -- Upaya pencarian korban kapal ikan Korea Selatan Oryong 501 yang tenggelam di Selat Bering, Rusia, Senin (1/12), terkendala cuaca. Sedikitnya 50 anak buah kapal yang mayoritas berasal dari Indonesia belum diketahui keberadaannya hingga kemarin.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Lestari Priansari mengatakan, Pemerintah Indonesia terus berupaya membangun komunikasi dengan tim yang berada di Moskow dan Seoul. 

Untuk saat ini, Pemerintah RI telah membuat saluran informasi khusus, baik di Rusia maupun Korea Selatan, agar memudahkan keluarga korban mencari informasi. “Kita di sini juga mengembangkan komunikasi dengan imigrasi dan lain-lain,” ujarnya, Selasa (2/12).

Kapal ikan Oryong 501 tenggelam pada Senin (1/12). Berdasarkan keterangan operator kapal, perusahaan Sajo, terdapat 60 orang di atas Oryong 501. Sebanyak 11 di antaranya dari Korea Selatan, 13 Filipina, dan 35 asal Indonesia.

Pejabat Rusia mengatakan, baru delapan orang yang berhasil ditemukan, yakni tiga anak buah kapal (ABK) dari Indonesia, tiga Filipina, dan kru Kapal asal Korea Selatan. Dari delapan itu, satu orang meninggal lantaran hipotermia. Korban tewas berasal dari Korea Selatan.

Retno mengakui, cuaca menjadi kendala proses pencarian. Kendati begitu, dia membenarkan jika tiga ABK asal Indonesia berhasil diselamatkan, sementara 32 lainnya masih hilang. Hal serupa juga disampaikan oleh Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Seoul dan Moskow, Selasa (2/12).

Menlu pun telah berkomunikasi dengan Menlu Korsel Yun Byung-se terkait kejadian ini. Menlu Korsel menginformasikan upaya pencarian dan penyelamatan telah dilakukan oleh otoritas Rusia dan penjaga pantai dari Amerika Serikat.

"Saya tanya bagaimana kondisi tiga WNI saya, dia bilang saya belum tahu kondisinya karena respons tim mereka baru akan meninggalkan Korea Selatan dan kemarin kita berusaha untuk melakukan komunikasi di lapangan, tampaknya masih ada kesulitan," kata Retno menjelaskan.

Retno mengatakan para korban merupakan pekerja legal. Meskipun begitu, ia mengaku belum mendapatkan informasi yang lebih detail. Pemerintah terus berupaya untuk menghubungi keluarga para korban.

Sementara itu, tim Rapid Response Korea Selatan sedang dalam perjalanan menuju lokasi. Pada Selasa, KBRI Moskow juga mengirim staf ke pelabuhan Petropavlosk, di dekat Kota Anadyr, Rusia, untuk memantau upaya tim SAR dan membantu para ABK Indonesia yang berhasil diselamatkan.

Kementerian Luar Negeri mengungkapkan, telah menerima daftar lengkap nama-nama ABK asal Indonesia dan segera menginformasikan kepada keluarga para ABK tersebut

Kepala tim penyelamatan maritim Rusia di Pelabuhan Petropavlosk-Kamchatsky Artur Rets mengungkapkan, kapal tenggelam lantaran terempas gelombang besar ketika sedang mengangkut hasil tangkapan ikan. "Mereka terempas saat sedang menarik ikan," ujarnya seperti dikutip Reuters, Senin.

Oryong merupakan salah satu kapal dengan daya angkut besar yang dimiliki oleh perusahaan Sajo. Kapal ikan itu merupakan buatan Spanyol dan dibuat pada 36 tahun yang lalu.  Pascatenggelamnya kapal itu, nilai saham perusahaan Sajo merosot 3,5 persen, Selasa. Pemerintah di Seoul mendesak Rusia untuk mempercepat proses pencarian dan penyelamatan. Sementara, KBRI Seoul dan Moskow masih terus berkoordinasi dengan instansi di Korsel dan Rusia.

Selat Bering di Alaska memiliki cuaca yang ekstrem. Saat kejadian gelombang mencapai 22 hingga 26 kaki, sedangkan temperatur di bawah 14 derajat. Jarak pandang pun hanya terbatas hingga 1,5 mil. Hal inilah yang menurut petugas Shawn Eggert membuat proses penyelematan sulit.

"Cuaca dilokasi kejadian sangat buruk," ujarnya. Dia tak tahu hingga berapa lama para ABK kapal itu bisa selamat. 

n reuters/antara rep: ani nur salikah, dessy suciati saputri  ed: teguh firmansyah

***

Perincian Kapal Oryong 501

1. Jumlah Penumpang : 60 Orang

-  Filipina : 13 Orang

-  Indonesia  : 35 orang

-  Korea Selatan : 11 Orang

2. Berat kapal : 1.753 ton

3. Buatan : Spanyol, 1978

4. Kapal dioperasikan oleh Perusahaan Sajo. Sajo yang didirikan pada 1971 fokus dalam pencarian ikan tuna. 

Pengolah: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement