JENEWA — Dewan Hak Asasi Manusia PBB memutuskan akan melakukan penyelidikan independen atas serangan Israel ke Gaza. Keputusan tersebut diambil melalui pemungutan suara yang digelar di Jenewa, Rabu (23/7).
Ke-47 anggota dewan memutuskan melakukan investigasi setelah mendapat permintaan dari Palestina yang memiliki status negara pengamat nonanggota PBB.
Dari pungutan suara tersebut, sebanyak 29 negara memberikan suaranya untuk dilakukan investigasi, 17 negara abstain, termasuk negara-negara Uni Eropa, dan satu negara menentang, yakni Amerika Serikat.
Penyelidikan independen bertujuan untuk mengungkap fakta pelanggaran dan kriminalitas yang dilakukan. Mereka yang terbukti bersalah dalam kejahatan perang harus dimintai pertanggungjawaban.
Kantor perdana menteri Israel mengatakan, keputusan tersebut hanya merupakan parodi. Israel berkilah telah berusaha keras menjaga agar warga sipil Palestina terhindar dari bahaya.
Kepala Dewan HAM PBB Navi Pillay telah terlebih dulu menyatakan Israel kemungkinan besar telah melakukan kejahatan perang.
Sehari setelah putusan itu dikeluarkan, Israel kembali membombardir Jalur Gaza. Mereka menganggap sebelah mata investigasi yang dilakukan oleh Dewan HAM PBB. Pada Kamis (24/7), setidaknya 37 rakyat Palestina di Jalur Gaza tewas. Sepuluh di antara korban tewas diketahui masih satu keluarga.
Juru Bicara Kementerian Palestina Ashraf al-Qidra mengatakan, enam anggota keluarga al-Astal terbunuh setelah Israel menyerang rumah mereka di Khan Younis. Keenam korban tersebut adalah Milad Imran al-Astal (29 tahun), Muhammad Imran Khamis al-Astal (33), Malak Amin Ahmad al-Astal (24), Ahmad Thair Imran al-Astal (33), Amin Thair Imran al-Astal (3), dan Nada Thair al-Astal (5).
Jumlah korban tewas dalam serangan hari ke-17 mencapai 7.324 orang dan lebih dari 4.000 orang terluka. Di pihak Israel, jumlah tentara yang tewas mencapai 32 orang.
Sayap militer Hamas, Brigade al-Qassam, mengaku telah menewaskan delapan tentara Israel di timur laut Jalur Gaza. Jika insiden terkonfirmasi, ini akan menjadi serangan mematikan Palestina sejak Israel melancarkan invasi darat, pekan lalu.
Upaya mencapai gencatan senjata terus dilakukan. Menteri Luar Negeri AS John Kerry telah berada di Kairo untuk kedua kalinya dalam 48 jam. Kerry berharap Hamas untuk menerima usulan gencatan senjata yang dibuat Mesir. Kerry juga menghubungi menteri luar negeri Qatar dan Turki untuk menggunakan pengaruhnya membujuk Hamas.
Pada Rabu, Menteri Luar Negeri AS John Kerry bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, serta presiden Palestina Mahmud Abbas. Meskipun begitu, harapan dicapainya gencatan senjata masih buntu.
Khalid Meshaal, pemimpin politik Hamas, mengatakan dalam konferensi pers di Qatar, Rabu (23/7), gencatan senjata tak akan tercapai jika blokade Israel di Gaza tidak dicabut. Pejabat Israel menolak usul Hamas.
Sementara, pengawas penerbangan AS mencabut larangan terbang AS ke Bandara Ben Gurion, Tel Aviv, Israel. Larangan terbang di anggap bisa mengganggu ekonomi Israel. rep:dessy suciati saputri/c66/c64/c83 ed: teguh firmansyah