LONDON — Tiga ahli ebola terkemuka dunia meminta agar obat dan vaksin yang diuji coba untuk menangani virus tersebut diberikan warga di Afrika Barat. Para ahli ebola mempertanyakan mengapa obat dan vaksin hanya diberikan kepada dua pekerja medis Amerika Serikat (AS) yang terinfeksi virus tersebut.
Dua pekerja medis AS yang terinfeksi ebola saat berada di Afrika Barat telah kembali ke negaranya. Mereka menjalani perawatan khusus dan mendapat obat percobaan bernama Zmapp.
Foto:Jonathan Paye-Layleh/AP
Sebuah spanduk 'Mari mencegah penyebaran Ebola, di depan balai kota di Monrovia, Liberia, Kamis, 31 Juli, 2014.
Obat tersebut memang belum teruji secara resmi. Zmapp sebelumnya hanya diujicobakan pada kera. Namun, dua pekerja medis AS, Kent Brantly dan Nancy Writeboll, dilaporkan membaik setelah meminum obat tersebut.
Peter Piot, David Heymann, dan Jeremy Farrar, tiga professor dari London School of Hygiene and Tropical Medicine, mengatakan, para pasien di Afrika Barat harus mendapat kesempatan yang sama. Mereka meminta agar obat tersebut diberikan pada warga di Afrika Barat yang terinfeksi virus ebola, seperti yang dilakukan terhadap dua warga AS. Ada beberapa jenis obat antivirus, antibodi monoklonal, dan vaksin yang disebut oleh tiga ahli sedang diteliti untuk menanggulangi ebola.
Ketiga ahli menyatakan, Pemerintah Afrika harus diperbolehkan untuk membuat keputusan, apakah mereka hendak menggunakan produk tersebut atau tidak. "Pemerintah Afrika harus dapat membuat keputusan untuk dapat mencoba produk obat tersebut kepada seluruh warga yang terkena wabah ebola," ujar pernyataan mereka, seperti dilansir AlJazirah, Rabu (6/8).
Sejak Februari, sedikitnya 887 orang tewas di Afrika Barat akibat terinfeksi virus ebola. Perkembangan virus ini terjadi dengan cepat di empat negara Afrika Barat, yaitu Sierra Leone, Guinea, Liberia, dan Nigeria. Virus ebola kembali mewabah di Guinea, awal tahun ini.
Berdasarkan ketentuan Badan Kesehatan Dunia (WHO), para ahli mengatakan obat eksperimental yang belum teruji keamanannya secara resmi tidak boleh disebarkan pada masyarakat umum. Namun, dalam kasus penyebaran ebola di Afrika Barat, risiko harus diambil sambil terus melakukan evaluasi. WHO harus mengambil perang penting.
Zmapp adalah obat percobaan yang dikembangkan di San Diego, AS, oleh sebuah perusahaan bioteknologi, Mapp Biofarmasi Inc. Perusahaan yang didirikan pada 2003 itu dikenal sebagai pengembang obat-obat baru yang dapat mencegah dan menyembuhkan penyakit menular.
Seorang juru bicara WHO mengatakan pada Reuters, lembaga itu tidak akan merekomendasikan obat yang hingga saat ini belum teruji secara klinis.
Menurut CNN, dua pekerja medis AS diberikan serum Zmapp sebelum dievakuasi dari Liberia. Seorang dokter mengatakan, kondisi Brantly membaik setelah mendapat serum tersebut.
Sementara, Service in Mission, badan amal Kristen tempat Writebol bekerja, mengatakan, mereka memiliki dua takaran obat serupa. Serum tidak memberikan dampak seperti halnya Brantly meski kondisi Writebol menunjukkan perbaikan.
rep:c66 ed: teguh firmansyah