Rabu 13 Aug 2014 12:30 WIB

Obama Puji Langkah Irak

Red:

WASHINGTON – Presiden AS Barack Obama memuji langkah Presiden Irak Fouad Masoum. Sang presiden menetapkan Wakil Ketua Parlemen Irak Haider al-Abadi sebagai perdana menteri baru. Ia menggantikan Nouri al-Maliki yang tetap ingin tetap menjabat.

Abadi diminta membentuk pemerintahan baru. Menurut Obama, ini langkah menjanjikan. Irak, telah melewati hari-hari yang sulit dan saatnya kini para pemimpin politik bekerja sama. ‘’Satu-satunya solusi adalah persatuan,’’ katanya seperti dikutip BBC, Selasa (12/8).

Berbicara dari tempat liburannya, Martha's Vineyard, Obama menyatakan serangan udara AS berhasil menghambat langkah Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) di utara Irak. Namun, serangan ini tak akan sepenuhnya menyelesaikan masalah.

Hanya pemerintahan bersatu yang mampu menuntaskan perlawanan terhadap ISIS. Pemimpin baru Irak, kata Obama, akan menghadapi tugas berat untuk meraih kepercayaan warganya. Tentu mereka harus memerintah secara inklusif tak hanya untuk kelompok tertentu.

Karena itu ia meminta Abadi membentuk kabinet yang merangkul semua etnik dan sekte di Irak. Pada sela kunjungan ke Australia, Menteri Luar Negeri AS John Kerry mempertimbangkan tambahan bantuan militer, ekonomi, dan militer ketika pemerintahan terbentuk.

Sebaiknya, Abadi secepatnya membentuk pemerintahan baru. Abadi harus mampu menyelesaikan masalah yang ada agar warga mempercayai pemerintahannya. Ia juga memuji bantuan Baghdad ke Kurdi saat memerangi ISIS.

‘’Ini sesuatu yang unik, sebuah sinyal berkembangnya kerja sama lebih jauh antara Baghdad dan Irbil,’’ kata Kerry. Menteri Pertahanan AS Chuck Hagel menguatkan pernyataan Kerry. Menurut dia, AS siap memberikan lebih banyak bantuan militer untuk mendukung Irak.

Namun belum ada niatan mengirimkan pasukan darat dalam memerangi ISIS. ‘’Kami menunggu permintaan pemerintahan baru Irak dan kami mempertimbangkan memenuhinya,’’ kata Hagel. Selama delapan tahun terakhir, AS menyokong pemerintahan Nouri al-Maliki.

Namun ternyata, Maliki gagal merangkul semua kepentingan di Irak malah menyulut perseteruan sektarian. Masalah kian runyam ketika muncul ISIS yang berbasis di Mosul. Sekjen PBB Ban Ki-moon pun menyambut hangat penunjukkan Abadi.

Dalam pandangan Ban, ini langkah maju dalam pembentukan pemerintahan di Irak. Ia juga mendorong agar kabinetnya nanti dapat diterima luas oleh seluruh pihak di Irak. Ia khawatir sengketa politik berkepanjangan justru menguntungkan ISIS.

Presiden Fouad Masoum memang meminta Abadi berusaha mendapatkan dukungan parlemen yang terpilih April lalu. Paling tidak, kabinet harus terbentuk bulan depan. Dan Abadi menyadari hal itu dan mendorong persatuan nasional melawan ISIS.

‘’Kita harus bersatu melawan terorisme yang digaungkan di Irak dan menghentikan semua kelompok teroris,’’ kata Abadi setelah bertemu dengan Masoum, Senin (11/8). Abadi merupakan mantan menteri komunikasi pada 2003-2004.

Ia dinominasikan setelah menerima suara mayoritas di parlemen. Hamid al-Mutlaq, anggota parlemen dari kelompok Suni, mengatakan, perubahan sangat penting dan ini harus diberikan kepada orang selain Maliki.

Maliki mengecam langkah penggantian dirinya sebagai perdana menteri. ‘’Ini pelanggaran konstitusi yang akan membawa negara ini dalam krisis politik,’’ kata Maliki katanya dalam pidato di televisi. Ia bertekad meluruskan kesalahan ini.

Ia juga menuding AS memberikan dukungan kepada pihak yang salah. Menantu Maliki, Hussein al-Maliki, menyebutnya sebagai tindakan ilegal.’’Kami tak akan tinggal diam.’’ n ap/reuters red: gita amanda ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement