Sabtu 06 Sep 2014 13:50 WIB

Muslim India Tolak Alqaidah

Red: operator

AS menganggap kekuatan Alqaidah sudah melemah.

MUMBAI -Muslim India menolak kehadiran Alqaidah. Mere ka merasa cukup berjuang sendiri dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Konstitusi India di anggap menjamin kebebasan beribadah dan menjalankan agama.Pemimpin Alqaidah Ayman alZawahiri pada Rabu (3/9) mengumumkan pembukaan cabang di India dengan nama Qaidat al-Jihad. Kelompok ini bertekad membebaskan Muslim India, Myanmar, dan Bangladesh dari tekanan dan ketidakadilan.

Biro Intelijen India mengungkapkan, video berisi pernyataan Zawahiri itu asli. Menteri Dalam Negeri Rajnath Singh menggelar pertemuan dengan pejabat keamanan. Sejumlah negara bagian di minta meningkatkan keamanan.Di antaranya, Gujarat, Assam, dan Kashmir.

Sekjen Dewan Ulama India Mau lana Mehmood Daryabi menen tang kehadiran Alqaidah. Menurut dia, tak perlu jihadis dari luar negeri untuk memperjuangkan kepentingan Muslim India.Alqaidah merupakan kelompok teror dan tak bisa menjadi sahabat Muslim.

"Tak hanya di India, tetapi juga di tempat lainnya," kata Daryabi seperti dikutip Times of India, Jumat (5/9). Konstitusi India telah menjamin kebebasan Mus lim beribadah. Menurut dia, Muslim merasa mampu menyelesaikan ma salahnya sendiri.

Javed Anand dari lembaga pemikiran Muslims for Secular Democracy (MSD) mengungkapkan, India merupakan salah satu negara ideal bagi Alqaidah. Dengan jumlah Muslim sekitar 175 juta, Alqaidah dapat merekrut banyak anggota di India.

Meski demikian, ia optimistis Alqaidah tak akan mempunyai daya tarik besar di India. "Mayoritas Muslim di sini menolak ideologi Alqaidah," kata Anand. Se karang, ujar dia, saatnya para pemimpin Muslim menolak kelompok jihadis semacam Alqaidah dan ISIS.

Bagi dia, Alqaidah tak bisa dijadikan sahabat. Mereka bukan Muslim sebenarnya. Sebab, mereka membunuh orang-orang yang tak berdosa. Alqaidah merusak Islam dengan melakukan beragam kekerasan atas nama Islam.

"Kami tak membutuhkan simpati mereka," kata MA Khalid dari All India Milli Council merespons pendirian Qaidat al-Jihad.

Sementara, Hasan Kamal, kolomnis Urdu, menegaskan, sekutu terbaik Muslim India sebenarnya sekuler Hindu. Mereka menentang diskriminasi minoritas.

Menurut Abdul Hafeez Farroqui dari Jamaat-e-Islami (Hindi), Alqaidah kelak memicu kekuatan komunal bersengketa. Ini mengakibatkan polarisasi dalam masyarakat. "Tak ada alasan bagi Muslim India terpengaruh ideologi Alqaidah."

Pakar antiterorisme asal AS Bruce Riedel meminta India tetap waspada. Alqaidah ingin menggambarkan Perdana Menteri India Narendra Modi sebagai musuh Islam. "Video Zawahiri tersebut merupakan pertama kalinya di tahun ini, harus ditanggapi serius,"katanya.

Alqaidah memiliki markas di Pa kistan, yang berbatasan dengan India. Mereka juga berhubungan dekat dengan kelompok militan di Pakistan, Laskhar-e-Taiba. Jadi, keberadaan Alqaidah berbahaya.Ia meminta India mempererat hubungan dengan AS dalam me merangi Alqaidah.

Pemerintah AS menenangkan India. Juru Bicara Dewan Keaman an Nasional AS Caitlin Hayden menyatakan, Alqaidah bu kanlah ancaman. Keputusan Alqaidah membuka cabang di India bukan berarti mereka berkekuatan besar.

"Kami tak melihat itu indikasi kemampuan baru mereka dalam melakukan teror," ungkap Hayden seperti dilansir laman berita the Indian Express, Jumat (5/9).

Menurut dia, AS sudah mendengar laporan pembukaan cabang baru Alqaidah di India. rep:c91/reuters, ed: ferry kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement