Raj Kumar hanya bisa berteriak kencang dalam bahasa Hindi, "Aku tak akan kembali! Aku tak akan kembali!" Sesi wawancaranya dengan reporter Aljazirah pun hampir terhenti hingga ia kembali tenang.
Memang tak mudah bagi pria 56 ta hun dan empat lusin warga lain menjalani keseharian hidup di lokasi pe nampungan. Lumpur memenuhi rumah-rumah mereka di tepi sungai dekat Kota Jammu, Kashmir, India.
Pada Sabtu (6/9), sungai yang meluap telah mengambil segala hal dari mereka. Mulai dari rumah, harta benda, bahkan mata pencaharian mereka.
Tak hanya itu, pakaian yang mereka kenakan, selimut, dan lembaran alas duduk sumbangan juga turut lenyap. Keputusasaan juga melanda Neetu. Perempuan 30 tahun itu menyatakan tak ingin kembali ke rumahnya.Air yang naik hingga setinggi dada hampir membuat Neetu kehilangan satu dari dua anaknya.
Lain halnya dengan Kumar. Sesama korban banjir yang juga tinggal di penampungan ini bahkan kini mengaku sangat takut dengan sungai. Ia berjanji tak akan lagi mendekati sungai. Ia ingin pemerintah memberinya lahan untuk korban banjir agar bisa membangun daerahnya kembali. Sayang, poin ini belum masuk daftar jangka pendek langkah strategis Pe- merintah India.
Di bagian lain dari Distrik Jammu, sebuah jembatan tersapu banjir. Hilangnya jembatan membuat 150 ribu orang di puluhan desa terisolasi dari daerah lainnya. Air memang telah surut pada Senin (8/9). Namun, dah syatnya kekuatan air yang mampu menghancurkan sebuah jembatan be ton modern membuat para pendu duk berpikir ulang mendekati sungai.
Media lokal memperkirakan, 400 ribu hingga 600 ribu orang masih terjebak di dalam dan sekitar wilayah terkena banjir bandang. Di Srinagar, ratusan bahkan ribuan orang terjebak di atap rumah. Tanpa konektivitas telepon, banyak keluarga dan kerabat yang mengkhawatirkan nasib mereka.
Srinagar, kota dengan satu juta penduduk, sangat terpukul akibat banjir. Korban tewas di wilayah tersebut mencapai 220 jiwa. Ratusan ribu warga terjebak di rumah mereka di tengah upaya penyelamatan yang lamban dan seruan putus asa untuk bantuan internasional.
Di Nowgam, pinggiran Srinagar, adegan memilukan terlihat. Seorang wanita, pertengahan usia 30 terus memukuli dadanya. Air matanya bergulir tanpa henti membasahi wajah."Aku meninggalkan bayiku berusia empat bulan di rumah saat melarikan diri," isaknya, kemudian histeris.
Banjir yang terjadi pada Ahad (7/9)meluapkan air Sungai Jhelum. Air sungai dengan cepat merendam rumah- rumah penduduk, tak mengenai rumah mewah ataupun rumah warga miskin di wilayah itu. Dalam beberapa menit, semua bangunan hancur. rep:gita amanda ed: eh ismail