Jumat 26 Sep 2014 16:39 WIB

Hubungan Iran-Inggris Cair

Red:

Setelah 35 tahun sejak revolusi Islam di Iran, untuk pertama kalinya Perdana Menteri Inggris bertemu muka dengan Presiden Iran. Pertemuan ini menandai tonggak penting terkait ketegangan hubungan kedua negara.

Perdana Menteri Inggris David Cameron bertemu Presiden Iran Hassan Rouhani untuk pertama kalinya pada Rabu (24/9). Mereka bertemu di sela-sela sidang umum PBB di New York. Wartawan Iran mengunggah foto di Twitter-nya mengenai pertemuan ini.

Menurut Guardian, foto tersebut menggambarkan Rouhani tersenyum sambil berjabat tangan dengan Cameron. ’’Sejarah telah dibuat," bisik Cameron pada ajudannya yang terdengar salah satu wartawan Inggris setelah pertemuan berakhir.

Cameron sebelumnya sempat berbicara dengan Rouhani melalui sambungan telepon pada November tahun lalu. Tapi, pembicaraan tatap muka baru kali pertama terjadi pada Rabu (24/9). Wakil Presiden Iran Hamid Abutalebi mengatakan, pertemuan itu sangat penting.

Bagi dia, pertemuan tersebut menjadi dasar memperbaiki hubungan Iran dan Uni Eropa. Cameron dan Rouhani, kata dia, juga membahas mengenai isu nuklir Iran. "Ini menjadi salah satu prestasi terbesar dari kunjungan Rouhani ke New York,’’ katanya.

Meskipun pertemuan ini penting, Rouhani tetap harus berhati-hati dalam kunjungannya ke PBB tempat para pemimpin dunia hadir. Rouhani menyadari, ia menjadi sorotan kelompok garis keras di Iran pada kunjungan tersebut.

Kedutaan Besar Inggris di Teheran ditutup pada 2011. Kedua belah pihak telah memutuskan untuk membuka kembali kedutaan, tapi berbagai masalah yang menempa Iran membuat Inggris tak sepenuhnya membuka perwakilan.

Tahun lalu, Rouhani juga membuat pilihan sulit saat memutuskan berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat Barack Obama di koridor markas besar PBB. Akibat percakapan di teleponnya dengan Obama, Rouhani menuai kritikan dari dalam negeri.

Hubungan Inggris dan Iran memang mulai mencair dalam beberapa bulan terakhir. Terlebih, setelah terpilihnya Rouhani yang dianggap relatif lebih moderat. Kunjungan Cameron ke New York juga mengingatkan bahaya Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

Cameron pun meminta Rouhani menghentikan dukungannya pada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Serta, membahas mengenai pengembangan senjata nuklir yang tak dapat diterima dan mendesak Iran bergabung dengan koalisi internasional melawan ISIS.

Perdana Menteri Inggris tersebut juga akan bertemu dengan Presiden Barack Obama membahas kemungkinan Inggris bergabung dalam serangan udara terhadap ISIS. Sesuatu yang selama ini membutuhkan persetujuan dari parlemen Inggris. rep:gita amanda/reuters ed: ferry kisihandi

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement