Rabu 01 Oct 2014 16:00 WIB

ISIS Jangkau Kobani

Red:

DAMASKUS — Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) semakin mendekati Ayn al-Arab atau Kobani. Kota ini banyak dihuni oleh warga Suriah beretnik Kurdi. Syrian Observatory for Human Rights (SOHR) mengungkapkan, ISIS hanya berjarak sekitar lima kilometer dari Kobani.

Sekitar 160 ribu warga Suriah beretnik Kurdi telah meninggalkan wilayah sekitar Kobani. Mereka mengungsi ke Kota Suruc, Turki, untuk menyelamatkan diri. Sebelumnya, pasukan ISIS menguasai hampir 67 desa di sekitar Kobani.

"ISIS sekarang hanya berjarak lima kilometer dari arah selatan dan tenggara Kobani," kata Direktur SOHR Rami Abdel Rahman, seperti dikutip Alarabiya, Senin (29/9). Menurutnya, ini jarak paling dekat yang pernah dicapai ISIS.

Seiring dengan semakin dekatnya ISIS ke Kobani, pasukan kelompok militan ini menembakkan 15 roket. Untuk pertama kalinya, pusat Kota Kobani dihantam roket. Abdel Rahman mengungkapkan ini serangan paling mematikan.

Kobani dikenal sebagai kota ketiga terbesar yang dihuni Kurdi. Penting bagi ISIS untuk menguasai Kobani. Saat ISIS berhasil merebut Kurdi maka mereka akan memiliki kekuatan di sepanjang perbatasan antara Suriah dan Turki.

Selain itu, pesawat-pesawat AS sepanjang Senin (29/9) malam mengantam target ISIS di Suriah. Menurut SOHR, tujuh warga sipil tewas dan sejumlah personel ISIS tewas dalam serangan ke Manboj, sebuah wilayah di utara Suriah.

Namun, militer AS menyatakan belum ada bukti adanya korban sipil dalam serangan itu. Petinggi Angkatan Udara AS Mayor Jenderal Jeffrey Harrigian menyatakan bahwa kini ISIS mengubah taktik. ISIS menghindari melakukan konvoi pasukan.

Sebab, konvoi menjadi target empuk bagi serangan udara AS dan sekutu-sekutunya. "Mereka menyiasatinya dengan berpencar," kata Harrigian. Dalam sebuah pernyataan, PBB menyetujui serangan udara AS dan negara-negara Arab terhadap ISIS.

Dalam pidatonya di sidang Majelis Umum PBB Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mencoba memecah perhatian terhadap ISIS. Ia menyatakan, ancaman lebih besar dibandingkan ISIS, yakni Iran. ISIS, Iran, dan Hamas ia anggap merupakan satu kesatuan.

Netanyahu membandingkan mereka dengan Nazi yang membunuh enam juta Yahudi pada Perang Dunia II. "Tak salah ISIS harus ditaklukkan. Tapi melupakan Iran yang memiliki senjata nuklir, akan membuat kita menang dalam pertempuran tapi kalah perang."

Melawan kelompok militan berkendaraan truk terbuka dan bersenjatakan senapan Kalashnikov merupakan satu hal. Adapun hal lainnya yang harus dilakukan, kata Netanyahu, yakni memerangi kelompok militan yang mempunyai senjata pemusnah massal.

Saat ditanya mengenai kategorisasi Netanyahu, Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Jan Psaki menyatakan, "Kami tak setuju dengan karakterisasi semacam itu."  rep:dessy suciati saputri/ap/reuters ed: ferry kisihandi

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement