HEBRON -- Insiden mematikan kembali terjadi di dekat kawasan Masjid Ibrahimi di Kota Hebron, Yerusalem, Sabtu (25/4). Seorang personel keamanan Israel terluka parah dan satu warga Palestina tewas tertembus timah panas petugas.
Direktur masjid Munther Abu al-Failat mengatakan kepada Ma'an News, menurut keterangan saksi, pria Palestina menyerang serta menusuk tentara Israel sebanyak tiga kali. Personel keamanan itu kemudian membalas dengan melepas tembakan.
Keduanya sempat dilarikan ke rumah sakit. Tapi, warga Palestina itu tak selamat. Media setempat mengidentifikasi pria Palestina itu sebagai Assad al-Salayma. Tapi, sumber-sumber lain hanya memastikan pria itu berusia sekitar 20 tahun.
AFP melaporkan, tentara Israel telah mencegah warga Palestina untuk memasuki kawasan masjid ketika insiden berlangsung. Juru bicara kepolisian Israel Luba Samri mengatakan, tentara Israel tersebut mengalami luka tusukan di kepala dan dadanya. Kini, ia sedang menjalani perawatan di rumah sakit di Yerusalem.
Insiden ini terjadi kurang dari sepekan setelah pemukim ilegal Israel mengibarkan bendera di atas atap masjid. Hal tersebut sengaja dilakukan untuk memprovokasi warga Palestina setempat.
Masjid Ibrahimi diyakini sebagai makam Nabi Ibrahim. Makam itu merupakan situs penting bagi umat Islam dan Yahudi. Masjid ini kerap menjadi titik permasalahan Palestina dan Israel. Pada 1994 seorang tentara Israel yang dianggap memiliki masalah psikologis membantai 29 warga Palestina di dalam masjid.
Saat ini, ada sekitar 700 pemukim Israel tinggal di 80 rumah di pusat Kota Hebron. Mereka dikelilingi hampir 200 ribu warga Palestina. Kendati begitu, para pemukim dilindungi tentara Israel yang menjaga ketat kota. Banyak jalan-jalan di Hebron dilarang untuk dilewati warga Palestina.
Insiden pada Sabtu terjadi sehari setelah kasus penembakkan seorang pemuda Palestina Abu Ghannam. Pria berusia 17 tahun ditembak mati karena diduga berlari membawa pisau menuju polisi Israel. Tapi, keluarga Abu Ghannam menolak keterangan yang disampaikan pihak Israel.
Salah satu anggota keluarga percaya, Abu Ghannam tak memiliki senjata dan ia baru saja kembali dari pesta temannya saat terbunuh. Akibat insiden penembakkan ini, warga Palestina berunjuk rasa di Yerusalem Timur. Mereka sempat bentrok dengan polisi antihuru-hara.
Kantor Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengatakan, pembunuhan pada Abu Ghannam menunjukkan buruknya imbas dari pendudukan. Selama ini, Palestina berupaya mendapat pengakuan sebagai negara merdeka meliputi wilayah Yerusalem Timur, Tepi Barat, dan Jalur Gaza. Namun, pembicaraan damai dengan Israel terhenti sejak April lalu. rep: Gita Amanda ap/reuters ed: Teguh Firmansyah