Ahad 04 Sep 2016 15:38 WIB

MENENGOK JALAN SUTRA DI XINJIANG

Red: Arifin

Daerah-daerah Muslim di Xinjiang mengingatkan kita, akan keberagaman di Tanah Air dalam alam yang berbeda.

 

Xinjiang, provinsi paling Barat di Cina menjadi salah satu destinasi wisata alternatif di Cina.

Xinjiang menawarkan pengalaman yang berbeda daripada kota-kota lain di Negeri Tirai Bambu. Nuansa multientik amat kental di Xinjiang. Kita akan mudah menjumpai orang- orang Cina yang bermuka Asia Tengah di sana.

Keberadaan banyak etnik juga membuat kebudayaan Xinjiang amat kaya. Belum lagi bicara soal berbagai pilihan kuliner. Oh ya, Xinjiang adalah provinsi di Cina yang mayoritas penduduknya Muslim. Merasakan Xinjiang, seperti merasakan Indonesia.

Perjalanan ke Xinjiang dari Jakarta memang memakan waktu cukup lama. Saya harus menempuh enam belas jam perjalanan, termasuk tiga jam menikmati delay karena cuaca buruk. Dari Jakarta saya menempuh lima jam perjalanan ke Xiamen untuk transit. Menunggu hampir tiga jam, pesawat lalu berangkat ke Jinan. Lagi-lagi untuk transit. Dua jam perjalanan dibutuhkan dari Xiamen ke Jinan. Dari Jinan baru terbang ke Urumqi, ibu kota Provinsi Xinjiang. Waktu tempuhnya enam jam. Cukup melelahkan memang.

Saya tiba di Xinjiang pukul 03.00 dini hari. Meski lelah dan ingin istirahat, ajakan kolega untuk menikmati semang kuk mi saat dini hari tak bisa ditolak. Masih banyak restoran buka saat dini hari. Dan, yang menenangkan hati, mayoritas adalah restoran halal. Mi yang saya santap pun mi daging sapi halal ala Uighur. Menurut kolega saya, hampir 90 persen restoran di Urumqi adalah restoran etnis Uighur yang mayoritas Muslim.

Makanannya pun halal. Semangkuk mi daging hangat cukup ditebus dengan 10 yuan. Nikmat, halal.   Oleh Hafidz Muftisany, ed: Nina Chairani

 

Masjid Yanghang, yang Terbesar

Tujuan berikutnya Masjid Yanghang. Masjid ini adalah masjid terbesar di Urumqi. Seperti Masjid Istiqlal, Masjid Yanghang juga menjadi destinasi wisata religi di Xinjiang. Istilahnya belum sempurna kunjungan ke Xinjiang tanpa menginjakkan kaki ke masjid yang berusia hampir satu abad ini.

Masjid dua lantai ini bisa menampung jamaah hingga enam ribu orang. Saat Ramadhan, Masjid Yanghang menyediakan seribu makanan iftar setiap harinya. Arsitektur masjid mirip dengan bangunan masjid di Indonesia. 

Dua menara dan kubah besar berwarna emas kokoh menjadi identitas masjid. Di antara menara terdapat kaligrafi kalimat syahadat membentang.

Tak hanya Muslim lokal, Muslim dari luar negeri yang datang ke Xinjiang juga selalu menyempatkan mengunjungi Masjid Yanghang. Beberapa pemimpin negara berpenduduk Muslim juga pernah mampir ke masjid tersebut. Pemimpin seperti Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, mantan Perdana Menteri Turki Ahmet Davutoglu, dan mantan Perdana Menteri Malaysia Mahatir Mohamad tercatat pernah menginjakkan kaki di Masjid Yang- hang. Presiden Cina Xi Jinping juga pernah meninjau masjid ini. 

Foto-foto Hafidz Muftisany

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement