Hilang rasa kantuk ketika rombongan jamaah haji Indonesia yang pertama tiba di Makkah, Arab Saudi. Muncul rasa haru dan bahagia ketika melihat mereka tu run dari bus. Meskipun sudah terlihat capai dan letih, raut muka para jamaah haji yang baru datang dari Madinah tampak senang.
Para Petugas Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sempat terkantuk-kantuk karena tiga jam menunggu kedatangan mereka. Ketika bus jamaah tiba, semua cepat bergerak untuk membantu tamu- tamu Allah. Ada yang mendorong kursi roda ja maah yang sakit, mengangkut tas jamaah, memberikan kurma dan air zamzam, mengantar kan jamaah haji ke toilet, dan lain-lain.
Semua petugas PPIH berupaya melayani tamu Allah, tak terkecuali tim Media Center Haji (MCH) Daerah Kerja (Daker) Makkah. Sejak awal, saya dan seorang teman di MCH punya niat akan membantu jamaah. Kami pun ikut membantu sebisanya. Kebanyakan yang menanyakan toilet kepada saya para jamaah haji yang sudah usia lanjut (lansia) atau yang sedang sakit.
Sementara, seorang teman MCH asal Bandung memanfaatkan keahliannya berbahasa Sunda saat bertemu jamaah lansia dari Tasikmalaya. Namanya Nenek Empu, berusia 72 tahun.
Dia sendirian di Sofa Lobby Hotel.Rupanya, nenek itu belum makan nasi.Kami pun memberikan kurma dan air Zam-zam. `'Nenek harus makan kurma minimal tiga biji dan minum zamzam, ya. Biar perutnya tidak kosong, insya Allah nanti nenek bisa sehat dan kuat saat melakukan umrah,''kata Ceuk Dedeh, teman MCH.
Cerita lain, mereka langsung ke Masjidil Haram untuk umrah wajib.Saat memasuki salah satu pintu Masjidil Haram, hampir saja jamaah ter tinggal rombongan untuk tawaf.
Seorang kameramen dari TV Oneyang akrab dipanggil Justin mengejar para ibu itu. `'Ibu, ibu ... setop dulu, jangan jalan cepat-cepat. Di belakang masih ada yang tertinggal,'' kata dia sambil merentangkan kedua tangannya.Mereka berhenti dan mengikuti imbauan Justin. Setelah jamaah terkumpul, mereka langsung tawaf.
Setelah rombongan itu memulai tawaf, kami pun berpamitan. `'Alhamdulillah, senang ya bisa membantu melayani tamu Allah,'' kata Ceuk Dedeh. `'Iya, kalau ada yang bisa kita bantu, mengapa tidak. Saya ingat orang tua sendiri,'' kata Justin. rep:neni ridarineni ed:dewi mardiani