INDRAMAYU –– Para petani di Kabupaten Indramayu berharap waduk Jatigede segera beroperasi. Waduk itu, akan menjadi solusi untuk mengatasi masalah kekeringan yang menjadi langganan saat musim ke marau.
"Kalau ada Waduk Jatigede, kekurangan air tidak akan terjadi saat musim kemarau," kata seorang petani di Desa/Kecamatan Kandanghaur, Ratno, kepada Republika.
Ratno mengatakan, selama ini, areal sawahnya selalu kekeringan di musim kemarau. Kata dia, sawahnya hanya menggantungkan pengairan dari sistem tadah hujan. Karenanya, jika curah hujan minim di awal musim kemarau, maka gagal panen menjadi risiko yang harus ditanggungnya.
Hal senada diungkapkan Wakil Ketua KTNA Kabupaten Indramayu, Sutatang. Dia mengatakan, selama ini, ribuan hektare tanaman padi di sejumlah kecamatan di Kabupaten Indramayu selalu terancam me ngalami kekeringan setiap musim kemarau.
Menurut Sutatang, air irigasi yang bersumber dari Bendung Rentang, Kabu paten Majalengka dan Waduk Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta, tidak bisa menjangkau se luruh kecamatan di Kabupaten Indramayu. Akibatnya, banyak areal pertanian yang hanya bisa ditanami sekali hingga dua kali dalam setahun.
Sutatang mengatakan, dengan adanya Waduk Jatigede, maka pasokan air bisa se lalu terjaga, terutama saat musim kemarau. Karena itu, kata dia, para petani di Indramayu, bisa menanam padi hingga tiga kali dalam se tahun. Dampaknya, produksi padi secara otomatis akan meningkat pula. "Kesejahteraan petani akan meningkat," ujar dia.
Sementara itu, kekurangan pasokan air yang saat ini terjadi telah memaksa sejumlah petani di empat kecamatan harus melakukan panen dini. Saat ini, mereka tidak bisa lagi mendapat pasokan air dari saluran irigasi yang sudah mengering.
Adapun empat kecamatan itu, yakni Kecamatan Balongan, Juntinyuat, Krangkeng dan Karangampel. "Kalau tidak panen dini, ya nanti malah tidak bisa dipanen sama sekali karena tanamannya keburu mati kekeringan,’’ ujar seorang petani asal Kecamatan Juntinyuat, Rasnadi.
Rasnadi mengaku, hasil yang diperoleh dari panen dini sangat merugikan. Kata dia, saat ini, panen yang diperolehnya hanya sekitar dua ton perhektare. rep:lilis sri handayani ed: agus yulianto