JAKARTA - Sebanyak 52 dari 164 tank leopard yang telah dipesan TNI AD melalui Kementerian Pertahanan (Kemhan) 2013 akan segera tiba di Tanah Air. Upacara pengiriman pertama 52 Tank Leopard itu akan diselenggarakan di Unterluss, Jerman.
Mantan Kasad TNI Jenderal (Purn) Pramono Edhie Wibowo mengatakan, Wakil Menteri Pertahanan Letjen (Purn) Sjafrie Sjamsuddin memimpin rombongan High Level Committee (HLC) untuk melihat pengiriman tank tersebut. Edhie juga termasuk dalam rombongan yang berangkat pada Ahad (22/6) pagi.
Edhie menerangkan, dia mengusulkan pembelian tank Leopard ini ketika menjabat sebagai Kasad. "Pembelian tank Leoprad ini adalah bagian dari modernisasi alutsista. Alutsista Indonesia termasuk yang paling terbelakang bahkan di antara beberapa tetangga negara ASEAN," kata dia, Ahad.
Selama ini, ujar Edhie, Indonesia hanya mengandalkan tank tempur ringan yang sudah tua, seperti Scorpion dan AMX-13. Pembelian 164 unit tank Leopard ini merupakan bagian penting dari penyegaran alutsista yang terakhir dilakukan 30 tahun lalu. "Penyegaran ini diperlukan Indonesia dalam menjamin kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia," kata Edhie.
Sesuai dengan perjanjian jual beli yang dilakukan pada 2013, Edhie menerangkan, Kemenhan telah memesan 164 tank Leopard jenis main battle tank dan medium tank IFV Marder. Kemenhan membeli tank leopard ini lengkap beserta amunisi, peluru latihan, dan suku cadang dari perusahaan Jerman, Rheinmettal AG, atas persetujuan Pemerintah Jerman.
Untuk tahap awal, 52 tank leopard yang dikirim tahap pertama itu terdiri dari 26 main battle tank (MBT) dan 26 marder. Rencananya, 52 tank itu akan dipamerkan dalam perayaan HUT TNI 5 Oktober mendatang.
Akhir pekan lalu, PT Pindad menyatakan siap untuk memproduksi amunisi peluru untuk persenjataan tank Leopard yang akan dimiliki TNI. Direktur Utama PT Pindad Sudirman Said mengatakan, dari hasil Latihan Gabungan (Latgab) TNI beberapa waktu lalu, ada banyak tantangan untuk PT Pindad.
Di antaranya, dia menyebutkan, melengkapi amunisi bagi beberapa perenjataan terkini TNI, termasuk peluru meriam 120mm smootbore untuk tank Leopard. "Jelas kebutuhan pasokan produk alutsista untuk TNI kita cukup banyak dan kami akan berusaha untuk memenuhinya," kata dia, di Bandung.
Menurut Sudirman, produsen persenjataan dan amunisi nasional itu akan menjawab tantangan kebutuhan bagi TNI khususnya untuk alat utama sistem pertahanan. Khusus untuk peluru meriam 120mm smootbore untuk tank leopard ditargetkan pengembanganya sudah bisa dilakukan mulai akhir 2015.
Pindad juga memproduksi amunisi 105mm serta meriam 155mm. Ia menyebutkan permintaan amunisi terus meningkat, hal itu menyusul tingginya perhatian pemerintah untuk meningkatkan kualitasrep:dyah ratna meta novia/antara ed: ratna puspita