JAKARTA -- Operasi penggerebakan penggelepan BBM bersubsidi jenis solar oleh Polda Kepulauan Riau (Kepri) di Batam berujung kericuhan. Empat anggota TNI tertembak anggota kepolisian menyusul kerusuhan yang meletus akibat penggerebakan.
Kapolda Kepulauan Riau Brigjen Pol Arman Depari mengatakan, kasus tertembaknya empat anggota TNI AD berawal dari penggrebekan gudang BBM ilegal di Batu Aji, Batam, pada Ahad (21/9) malam. Operasi yang dilakukan sekira 500 meter dari Mako Brimob Polda Kepri itu digelar Direskrimsus Polda Kepri dengan bantuan Brimob Polda Kepri.
Kapolda mengatakan, massa menghalang-halangi operasi hingga seorang anggota Polda Kepri menjadi korban pemukulan dan penganiayaan olah massa. "Anggota yang terdesak mengeluarkan tembakan peringatan ke udara dan tanah karena mobil anggota juga sudah ada yang dirusak," kata Arman, Senin (22/9).
Dari lokasi, kata dia, anggota Direskrimsus dan Brimob menyelamatkan diri ke Markas Brimob dengan membawa satu orang yang diduga penjaga gudang. Beberapa orang kemudian mengejar hingga ke Gerbang Markas Brimob meminta pertanggungjawaban atas penembakan dan pembebasan seorang yang dibawa ke Brimob.
Anggota di penjagaan, kata dia, memukul dan menendang orang yang datang tersebut. "Anggota tidak mengetahui orang-orang itu anggota TNI, karena berpakaian bebas dan kondisinya gelap," kata Kapolda.
Sementara Menurut keterangan Kepala Dinas Penerangan TNI AD Brigjen Andika Perkasa, empat anggota Yonif 134/TS tertembak menyusul kericuhan tersebut. Di antaranya, Pratu Ari Kusdiyanto dan Prada Hari Sulistiyo yang mendatangi kericuhan di lokasi penggerebekan.
Prajurit lainnya, Praka Eka Basri, tertembak di depan Mako Brimob Polda Kepri selepas menanyai perihal rekannya yang tertembak. Andika menduga Eka Basri ditembak saat dibawa masuk ke dalam markas setelah dipukuli terlebih dahulu.
Tak lama, Pratu Eko Syahputra mendapat telepon tentang insiden dan kemudian menuju depan Mako Brimob. Namun, sebelum mengetahui kejadian sesungguhnya, ditembak di bagian kaki.
Dari rangkaian kejadian itu, eskalasi kericuhan meningkat, dan sejumlah anggota Yonif 134/TS mendatangi Mako Brimob Polda Kepri. Kericuhan berhasil dihindari setelah Mako Brimob bersedia membebaskan Praka Eka Basri dan pucuk pimpinan masing-masing satuan menenangkan anak buah mereka.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Mabes Polri Brigjen Pol Boy Rafli Amar menyatakan, kepolisian masih menginvestigasi kronologi kejadian secara terperinci. Kendati demikian, ia juga mempertanyakan keberadaan anggota TNI di lokasi penggerebekan penggelapan BBM. "Koq bisa ada temen TNI di situ? Yang kita ketahui ada dinamika miskomunikasi antara Polri dan TNI AD," ujarnya di Mabes Polri, Senin (22/9).
Ia menegaskan, kepolisian juga belum menyimpulkan soal dugaan keterlibatan anggota TNI dalam penimbunan BBM. Danrem 033 Wira Pratama, Brigjen TNI Bujang Zuirman mengatakan, tidak ada anggotanya yang membekingi gudang solar tersebut.
Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, tim investigasi gabungan Polri dan TNI AD tengah menginvestigasi kasus penembakan tersebut. "Kondisi seperti itu saat ini Kapolda dan Danrem sudah melakukan investigasi tim gabungan untuk memeriksa dan memastikan kronologis sampai tertembaknya anggota TNI AD," ujarnya.
Arman Depari mengatakan, kericuhan dengan anggota TNI tak menghentikan upaya polda memberantas penggelapan BBM di Batam. Menurut Arman, Polda Kepri juga sudah mengamankan sejumlah oknum anggota Polri yang terlibat dalam penimbunan solar bersubsidi di Batam. "Siapa pun akan kami tindak tegas. Termasuk oknum Polri. Saat ini sudah ada beberapa yang kami amankan terkait tiga kejahatan tersebut," kata Arman.
PARA KORBAN
Pratu Ari Kusdiyanto
- Dua luka tembak di pergelangan kaki kiri.
Prada Hari Sulistiyo
- Luka tembak dari jari kaki kanan ke bahu kaki atas.
Pratu Eka Syahputra,
- Luka tembak pada paha sebelah kanan.
Praka Eka Basri
- Robek di kepala dan luka tambak di paha kiri.
Sumber: Mabes TNI AD
rep:c75/antara ed: fitriyan zamzami