DENPASAR -Sebanyak 75 ekor anjing yang tersebar di sembilan kabupaten/kota di Bali teridentifikasi positif rabies. Jumlah tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
"Sejak Januari-September 2014, jumlah anjing rabies mencapai 75 ekor," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Bali, Nata Kesuma, Jumat (26/9).
Nata memerinci, anjing yang teridentifikasi positif rabies tersebut berdasarkan wilayah. Yakni, Kabupaten Jembrana 19 ekor, Buleleng (16), Karangasem (11), Klungkung (7), Gianyar (6), Tabanan (6), Bangli (6).Sedangkan untuk Kota Denpasar dan Kabupaten Badung masing-masing dua ekor.
Sedangkan berdasar waktu, tercatat paling banyak pada April 2014 dengan total 15 kasus. Lainnya, Januari 2014 (2), Februari (9), Maret (5), Mei (9), Juni (13), Juli (12), dan Agustus (10).Menurut Nata, dalam waktu dekat akan terus diga lakkan vaksinasi masal.
Selain itu, juga dilakukan pemantauan secara terus-menerus melalui pengambilan sampel untuk dilakukan uji laboratorium.
Ia menjelaskan bahwa tanda-tanda anjing yang terindikasi penyakit rabies dapat dilihat dari banyaknya pengeluaran air liur yang tampak pada hewan (hipersalivasi)tersebut.
"Selain itu, biasanya anjing yang tampak pendiam kemudian menjadi sangat agresif dan takut melihat air juga menjadi tanda anjing tersebut mengidap rabies,"ujarnya.
Sebelumnya, Bali dinyatakan bebas dari penyakit rabies pada 2007. Namun, Pulau Dewata berubah menjadi daerah yang tertular penyakit anjing gila pada 2008 sebanyak tujuh kasus.
Dan, terus meningkat pada 2010 dengan kasus anjing yang teridentifikasi positif rabies menjadi 404 kasus. Dengan demikian, pemerintah setempat langsung melakukan vaksinasi terhadap anjing yang liar dan peliharaan di rumah.
Pada 2011 cukup efektif dengan dilakukan strategi vaksinasi. Hal tersebut berdampak pada menurunnya temuan penyakit rabies dengan 90 kasus.
Pemerintah Pro vinsi Bali juga sudah melakukan upaya vaksi nasi masal tahap I tahun 2010, tahap II (2011), tahap III (2012), tahap IV (2013), dan tahap V (2014) di Pulau Bali. antara, ed: muhammad hafil