Kamis 07 Aug 2014 15:14 WIB
mudik kebersamaan

Angin Hambat Arus Balik Lewat Laut

Red:

SEMARANG — Arus balik melalui laut terkendala angin yang masih bertiup kencang dan dikhawatirkan mengganggu pelayaran. Hal tersebut dikatakan Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang, Carolus Sangaji, Rabu (6/8).

"Sudah dua hari ini pelayaran kapal dengan ukuran di bawah 1.000 GT kami hentikan karena ombak dan angin masih terlalu besar," kata Carolus.

Bahkan, lanjut dia, pada Senin (4/8) petang, kapal Kirana yang rencananya berangkat ke Sampit dan kapal Dharma Kencana III yang akan berlayar menuju Kumai terpaksa kembali merapat ke pelabuhan karena angin dan ombak yang terlalu besar.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Prayogi

Seorang petugas mengecek informasi cuaca dan gelombang perairan selat Sunda di Posko Info Cuaca Angkutan Lebaran 2014 di Pelabuhan Merak, Banten, Rabu (23/7).

 

"Dua kapal ini sempat berlayar sampai Karimunjawa, tetapi akhirnya kembali ke Pelabuhan Tanjung Emas karena jika pelayaran tetap dilanjutkan, akan sangat berbahaya bagi keselamatan penumpang," ujarnya.

Karena harus kembali ke pelabuhan asal, penumpang kedua kapal tersebut mendapat pengembalian pembayaran tiket sebanyak 100 persen. Harapannya, penumpang tidak merasa dirugikan.

"Sebenarnya, sebagian dari penumpang merasa kecewa dengan tertundanya pelayaran, tetapi kalau faktor alam tidak bisa dilawan, jadi kami mengimbau bagi masyarakat yang harus segera kembali ke perantauan lebih baik menggunakan pesawat atau alat transportasi yang lain," kata Carolus.

Mengenai kapal yang terjebak dalam cuaca buruk, ia mengatakan, kapal tersebut bisa saja bersandar di pulau-pulau sekitarnya sambil menunggu cuaca kembali normal, baru kemudian melanjutkan perjalanan.

"Namun, untuk kapal Kirana dan Dharma Kencana III, akhirnya kembali ke Pelabuhan Tanjung Emas karena memang kondisinya masih memungkinkan kembali,'' katanya. Selain itu, jika melihat perkiraan cuaca dari BMKG, lanjut Carolus, angin kencang dan ombak besar akan terjadi selama beberapa hari yang membuat kapal dengan ukuran di bawah 1.000 GT tidak diperolehkan berlayar.

Tertundanya pelayaran tidak hanya terjadi di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, tetapi juga di seluruh pelabuhan di Indonesia.

Mengenai puncak arus balik yang menggunakan transportasi laut, Carolus mengatakan, jika melihat tren pada tahun-tahun sebelumnya, hal itu diperkirakan terjadi pada H+20 Lebaran.

Mudik gratis

Sementara, mudik gratis menggunakan moda transportasi laut dilaporkan semakin diminati, terutama oleh para pengendara sepeda motor. Kepala Terminal Penumpang Nusantara Pura Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Syawaludin mengatakan, minat pengendara sepeda motor untuk mudik gratis menggunakan kapal laut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. "Saya tidak hafal angka pastinya, tetapi tahun ini jumlah orang yang memanfaatkan mudik gratis dengan membawa sepeda motor lebih banyak dibanding tahun lalu," kata dia di Jakarta, Selasa (5/8).

Pelayanan mudik dan balik gratis menggunakan kapal laut bagi pengemudi sepeda motor merupakan program rutin Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Menurut Syawaludin, banyak keuntungan yang bisa didapat oleh para pengendara sepeda motor bila memanfaatkan mudik dan balik gratis menggunakan kapal laut.

antara ed: wachidah handasah

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement