Selasa 12 Jul 2016 14:00 WIB

Inovasi Masjid Setelah Ramadhan

Red:

JAKARTA — Berakhirnya Ramadhan kerap diikuti berkurangnya jamaah baik di masjid, surau, maupun mushala. Fenomena ini kerap terjadi tiap tahun. Kendati demikian, sejumlah masjid tetap berupaya agar masjid tetap ramai dikunjungi para jamaahnya. Masjid Sunda Kelapa, Jakarta, contohnya.

Sekretaris Eksekutif Masjid Agung Sunda Kelapa Ahmad Izzuddin Syamma memaparkan, pihaknya telah mempersiapkan sejumlah program untuk meramaikan masjid setelah Ramadhan. Program ini biasanya sudah dirancang jauh-jauh hari sebagai program rutin tahunan masjid.

"Masjid Sunda Kelapa istiqamah menjalankan semua program rutin yang sudah dirancang selama bulan-bulan biasa," ujar Ahmad Izzuddin Syamma saat dihubungi Republika, Ahad (10/7).

Sebelum Ramadhan berakhir, pengurus masjid sudah mensosialisasikan kepada para jamaah terkait jadwal program yang akan diselenggarakan oleh masjid setelah Ramadhan. Seperti misalnya kuliah dhuha, kuliah Jumat dan beberapa kajian rutin lainnya.

Ahmad mengakui, animo masyarakat untuk mengunjungi masjid diakui berkurang karena masih merayakan tradisi Lebaran. Namun, pengurangan jamaah Masjid Sunda Kelapa dari Ramadhan hingga pasca-Ramadhan tidak terlalu banyak dan terbilang masih cukup stabil. "Seperti biasa, jamaah shalat Subuh selalu lebih sedikit dari jamaah shalat lainnya," kata Ahmad.

Hal yang sama dilakukan Masjid Istiqlal, Jakarta, agar jamaah tetap meramaikan masjid. Kepala Humas dan Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah Abdul Salam mengaku, pihaknya telah mengadakan kerja sama dengan beberapa kelompok pengajian, di antaranya Majelis Rasulullah, Ustaz Yusuf Mansur, dan KH Abdullah Gymnastiar atau Aa Gym untuk selalu mengadakan kegiatan di Istiqlal. Selain itu, ada pula kajian-kajian yang ditujukan untuk umum, remaja, dan kaum ibu.

"Bahkan, siapa pun yang ingin meramaikan kegiatan di Istiqlal kami tawarkan, jadi Istiqlal tetap ramai," ujar Abu Hurairah, kemarin.

Menurut Abu Hurairah, jumlah pengunjung yang datang ke Masjid Istiqlal pasca-Ramadhan tidak mengalami penurunan yang cukup drastis. Perbedaannya hanya ketika ibadah shalat Maghrib dan Tarawih.

Hal ini karena Masjid Istiqlal sudah menjadi tujuan wisata religi di Jakarta baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Sehingga, jumlah pengunjung yang datang hampir sama antara saat Ramadhan dan setelah Ramadhan.

Rata-rata jumlah kunjungan di Istiqlal setiap harinya mencapai 70 hingga 100 turis asing dan 1.500 sampai 2.000 orang pengunjung domestik. Belum lagi pengunjung yang sengaja datang memang khusus untuk beribadah.

Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Masdar Farid Mas'udi menilai, fenomena berkurangnya jamaah masjid setelah Ramadhan memang sudah kerap terjadi.

"Bulan Ramadhan lebih semarak dari bulan yang lain. Mengharapkan di bulan lain masjidnya ramai seperti Ramadhan itu tidak mungkin," ujar Masdar kepada Republika.

Menurut Masdar, ramainya masjid saat Ramadhan karena bulan tersebut memang dimuliakan oleh Allah SWT untuk menjadi bulan ibadah. Sehingga, banyak orang yang bersemangat tinggi untuk melaksanakan Tarawih, shalat lima waktu, hingga tadarusan di masjid.

Suasana ini didukung pula oleh kegiatan perkantoran yang menyesuaikan waktu kerja selama Ramadhan. Para karyawan dipulangkan lebih cepat agar dapat memaksimalkan ibadah selama Ramadhan.

"Maka tidak heran apabila setelah Ramadhan kondisi akan kembali normal mengingat aktivitas sehari-hari yang kembali seperti biasa," kata Masdar. rep: Retno Wulandhari  ed: Hafidz Muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement