Selasa 19 Jul 2016 18:00 WIB

Asupan Protein, Kebutuhan yang Sering Diabaikan

Red:

Indonesia terkenal dengan kulinernya yang beragam. Dari Sabang hingga Merauke, pasti memiliki makanan khas tersendiri di setiap daerahnya. Meski kaya aneka ragam kuliner, masyarakat Indonesia ternyata masih banyak yang kurang asupan protein hariannya.

Berdasarkan manfaatnya, protein terbukti sebagai salah satu zat gizi yang penting bagi tumbuh kembang anak, pembentukan otot, dan pencegahan berbagai penyakit. Sayangnya, sebanyak 37 persen penduduk Indonesia masih kekurangan asupan protein. Mereka lebih gemar belanja makanan dan minuman yang sudah jadi daripada belanja panganan yang kaya akan protein.

Kondisi ini, menurut Ketua Umum Perhimpunan Pakar Gizi dan Pangan Indonesia Prof Hardinsyah MS PhD, disebabkan oleh berbagai faktor. Contohnya, kata dia, masih kurang tepatnya pola konsumsi pangan masyarakat, belum diprioritaskannya pangan protein dalam pengeluaran belanja masyarakat, rendahnya daya beli, serta kurangnya pemahaman tentang protein berkualitas.

"Pengeluaran belanja masyarakat Indonesia terhadap pangan protein hanya seperlima dari total belanja pangan, sementara untuk belanja rokok mencapai 12,3 persen. Hal ini mengindikasikan rendahnya kualitas asupan protein dan konsumsi pangan masyarakat bukan hanya karena faktor daya beli," ujar Guru Besar Ilmu Gizi di Institut Pertanian Bogor di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Kebanyakan masyarakat Indonesia, menurutnya, juga masih menjalani gaya hidup yang berisiko terhadap kekurangan dan kelebihan gizi bahkan rentan mengalami stres dan terpapar polusi. Misalnya, pola makan yang kurang beragam, rendah protein, dan vitamin mineral, sehingga gizi yang diasup tidak lengkap dan seimbang.

Untuk lebih memastikan makanan yang kita konsumsi memenuhi kebutuhan tubuh, konsumsi makanan dengan gizi yang lengkap dan seimbang perlu diterapkan dengan baik. Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bahkan menganjurkan masyarakat untuk mengonsumsi pangan protein berupa lauk-pauk sekitar dua hingga empat porsi sehari, atau seperlima (20 persen) dari jumlah makan yang dikonsumsi setiap kali makan.

"Suatu kajian terkini menunjukkan bahwa mengonsumsi sekitar 1,5 gr protein per kilogram berat badan per hari dapat membuat rasa kenyang lebih lama serta dapat mengendalikan berat badan dan faktor risiko metabolik. Melihat fungsinya, nyata bahwa protein dibutuhkan oleh setiap individu dari segala lapisan usia mulai dari usia anak-anak hingga usia lanjut," jelasnya.

Untuk anak-anak, kata Hardinsyah, protein sangat dibutuhkan untuk mendukung tumbuh kembangnya. Sedangkan, bagi usia lanjut, protein sangat dibutuhkan guna menjadikan tubuh tetap kuat dan energik.

Uniknya, di tengah kebutuhan terhadap protein yang tinggi, tubuh kita tidak memiliki kemampuan untuk menyimpan protein setiap harinya. Untuk itu, kelengkapan makanan yang dikonsumsi setiap hari menjadi kunci. Dalam keadaan tertentu, seperti polusi, stres, alergi, atau perlunya melengkapi suplemen yang sesuai bagi vegetarian.

"Ini karena setiap jenis protein mengandung komposisi asam amino yang berbeda, sementara tubuh membutuhkan sembilan sampai 11 asam amino esensial yang tidak bisa diproduksi oleh tubuh," ujarnya.

Oleh karena itu, kualitas asupan protein masyarakat dapat diperbaiki dengan meningkatkan jumlah dan jenis konsumsi pangan protein baik nabati maupun hewani. Tetapi, akan lebih baik lagi bila disertai pilihan pangan protein yang rendah lemak jahat, rendah kolesterol, tinggi serat, dan tinggi vitamin serta mineral.

Berdasarkan kebutuhan suplemen tersebut, Maya Vianti Fibriani selaku brand manager Nutrilite menjelaskan, saat ini berbagai suplemen memang marak beredar di pasaran. Tapi, tidak semua memiliki bahan dasar lengkap, termasuk mengandung protein yang diperlukan oleh tubuh.

"Untuk itu, konsumen diimbau untuk selalu teliti dalam memilih produk suplemen. Zat tambahan apa yang kiranya memang dibutuhkan tubuh, jadi tidak sekadar membeli. Ujung-ujungnya, suplemen yang diminum tidak memberikan pengaruh apa pun bagi tubuh," ungkap dia.

Komposisi jenis suplemen juga harus tertera jelas dalam kemasan. Suplemen juga harus memiliki bentuk praktis, sehingga mudah dikonsumsi di mana saja dan kapan saja.    rep: Aprilia Safitri Ramdhani, ed: Dewi Mardiani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement