Sabtu 20 Apr 2013 01:35 WIB
Teror Boston

Petugas Cari Korban Selamat Ledakan Texas

 Foto yang diambil dari kamera pengintai dan dirilis oleh FBI pada Kamis (18/4), menunjukkan dua orang tersangka yang diduga terkait dalam kasus pemboman di Boston, Senin (15/4) lalu.    (AP/FBI)
Foto yang diambil dari kamera pengintai dan dirilis oleh FBI pada Kamis (18/4), menunjukkan dua orang tersangka yang diduga terkait dalam kasus pemboman di Boston, Senin (15/4) lalu. (AP/FBI)

REPUBLIKA.CO.ID, TEXAS -- Petugas masih terus mencari korban selamat dalam reruntuhan rumah dan bangunan yang hancur akibat ledakan di pabrik pupuk di West, Texas, Rabu (17/4) malam. Hingga, Jumat (19/4) pagi waktu setempat, jumlah korban pasti belum diketahui. Ada yang mengungkapkan korban setidaknya 14 orang.

CNN mengutip pernyataan Wali Kota Texas Tommy Muska yang dilansir USA-Today yang mengatakan jumlah korban bisa bertambah mencapai 35 orang. Di antaranya termasuk 10 orang penyelamat pertama, yakni lima tenaga sukarela pemadam kebakaran, empat anggota tim penyelamat, dan seorang anggota pemadam kebakaran dari Dallas yang sedang tak bertugas dan tinggal di Kota West.

Anggota yang tak lagi berdinas itu diketahui bernama Kenny Haris, kapten pemadam kebakaran di kota tempat dia bekerja. Ia menyebut Kenny sebenarnya sedang cuti dari tugasnya. ''Ia datang ke lokasi sebagai penyelamat,'' kata Muska melalui kicauan di Twitter-nya.

Otoritas lokal dalam konferensi pers belum ingin menyebut jumlah korban. Mereka hanya mengatakan kemungkinan korban tak sedikit.

Direktur Manajemen Keamanan Kota George Smith sebelumnya mengatakan jumlah korban tewas kemungkinan 60 atau 70 orang. Sedangkan, jumlah korban luka-luka lebih dari 180 orang. Angka korban luka-luka juga masih simpang siur.

Anggota polisi dari Waco, Sersan William Patrick Stanton, mengatakan ledakan terjadi pada Rabu (17/4) pukul 19.50 waktu setempat. Saat ini tim penyelidik masih memeriksa apakah ledakan tersebut murni kesalahan ataukah ada tindakan kriminal. ''Saat ini kami belum melihat bahwa ada tindak kriminal, namun kami tak mengesampingkan hal itu,'' tutur dia.

Sedangkan, menurut Juru Bicara polisi lalu lintas negara bagian, Dani Moore, pihak aparat masih terus berada di lokasi untuk memeriksa penyebab terjadinya ledakan. Sementara, korban luka masih diungsikan ke rumah sakit sekitar. Polisi setempat, DL Wilson, mengatakan pengumuman jumlah korban resmi akan dilakukan Jumat (19/4) petang atau malam.

Di Gereja Katolik St Mary, Kamis (18/4) malam, penduduk sekitar berduka dan berdoa atas korban ledakan tersebut. “Kami tahu semua orang tadinya tinggal di sana,” ujar Christina Lodarte yang telah tinggal di West selama 27 tahun. “Tak ada kata untuk mengungkapkan kejadian ini.”

Dampak ledakan telah meluluhlantakkan permukiman sekitar. Tidak hanya bangunan, banyak korban juga kehilangan harta benda mereka karena turut terbakar.

Sampai saat ini penduduk masih tidak diperbolehkan mendekat ke lokasi. Anggota penyelamat berusaha untuk menggali reruntuhan bangunan. Di sekolah menengah West, seluruh jendela pecah berantakan. Begitu juga kafetarianya. “Apa yang saya lihat di luar dari perkiraan tentang kemungkinan terburuk,” ujar Jaksa Agung Greg Abbot. n ichsan emerald alamsyah/ap/reuters ed: teguh firmansyah

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement