Sabtu 27 Apr 2013 01:07 WIB

Pesepakbola Bengal Mencari ‘Pintu Tobat’

Red: Zaky Al Hamzah
Luis Suarez
Foto: backpagefootball.com
Luis Suarez

REPUBLIKA.CO.ID, Nasi telah menjadi bubur. Striker Liverpool Luis Suarez kini tinggal menjalani hukuman terkait aksi tak terpujinya menggigit lengan bek Chelsea, Branislav Ivanovic, dalam laga lanjutan Liga Primer Inggris, akhir pekan lalu.

Cemoohan serta aksi kecaman menghiasi hari-harinya pascainsiden tersebut. Suarez yang sebelumnya juga menyandang predikat tukang diving, kini makin terkucil akibat aksi mencederai nilai fair play dalam sepak bola. Federasi Sepak Bola Inggris (FIFA) telah memberikan skors sepuluh laga bagi Suarez.

Artinya, musim depan pun Suarez akan absen dalam beberapa laga pembuka karena musim ini tinggal menyisakan empat laga lagi. Denda dari klub sebesar 200 ribu pound (Rp 3 miliar) juga telah diberikan kepada pemain berjuluk el Pistolero tersebut.

Sejauh-jauhnya pergi merantau, seorang anak akan kembali ke kampung halamannya. Ini yang terjadi pada striker asal Uruguay tersebut. Pascaputusan sanksi dari FA, Suarez meminta pertolongan kepada Presiden Federasi Sepak Bola Uruguay, Sebastian Bouza.

Bukan bantuan advokasi yang diinginkan sang pemain. Suarez lebih ingin menyampaikan semua persoalannya ke kampung halaman. Striker berusia 26 tahun itu mengakui semua dosanya yang selama ini diperbuat di negeri orang. Mulai dari diving, aksi rasisme, serta kasus gigitannya tersebut. "Luis menunjukkan kepada saya bahwa ia sangat menyesal akan hal itu," ujar Bouza seperti dikutip the Sun, tengah pekan ini.

Bouza menambahkan, pascacibiran bertubi-tubi serta sanksi yang diberikan kepadanya, Suarez mengaku sangat menyesal. "Suarez butuh pertolongan dari semua pihak," katanya. Bouza mengaku sangat prihatin. Pasalnya, tidak ada toleransi bagi Suarez atas aksi tidak terpujinya tersebut.

Alasannya, ini merupakan kali kedua mantan bintang Ajax Amsterdam itu melakukan tindakan emosional seperti itu. Sebelumnya, ulah serupa dibuat Suarez saat masih memperkuat Ajax di kompetisi Eredivisie Belanda. Suarez menggigit salah seorang pemain PSV Eindhoven, Otman Bakkal. Pengakuan Otman yang kini memperkuat Dynamo Moskow pun disampaikan langsung beberapa saat usai ingar-bingar insiden di Anfield tersebut. "Suarez ternyata melakukannya lagi. Ia tidak belajar. Suarez harus belajar mengendalikan kegugupan dan amarahnya di lapangan," kata dia.

Otman juga mencecar, selain 'tidak waras' di lapangan, Suarez juga merupakan salah satu pemain yang banyak bicara. Ia menceritakan, pascainsiden tersebut, Suarez mendapat hukuman dari pihak otoritas dengan skors sebanyak tujuh laga.

Komentar berbeda disampaikan rekan senegara Suarez, Diego Lugano. Bagi kapten timnas Uruguay itu, tindakan yang dilakukan Suarez merupakan sebuah titik puncak dari tingginya adrenalin Liga Primer Inggris. "Suarez sangat kompetitif. Ia juga sudah dewasa dan kini telah meminta maaf," ujarnya.

Semua ejekan dan cacian tak membuat Suarez makin naik darah. Ia menerima semua risiko atas perbuatannya. Usai langsung meminta maaf kepada Ivanovic, Suarez pun menyatakan siap menerima semua sanksi, termasuk sanksi klub yang kini sudah dijalankannya. Suarez diharuskan menyalurkan uang ke badan amal Hillsborough Family Support Group, yang membantu keluarga korban tragedi Stadion Hillsborough, 24 tahun silam. "Semua hukuman saya terima," ujar Suarez dalam pengakuannya.

Tetap jadi nominator Namun, kasus yang menimpa Suarez dipandang secara bijak oleh Professional Footballers' Association (PFA). Tindakan yang dilakukan Suarez ternyata tak mengubah pendirian PFA untuk menjadikannya kandidat pemain terbaik Liga Primer musim ini. Meski banyak permintaan untuk mencoret Suarez, PFA bersikukuh dengan pendiriannya.

Presiden PFA Clarke Carlisle menganggap tindakan tak terpuji yang dilakukan Suarez tidak akan mengurangi kehebatan sang pemain selama semusim ini. Sebanyak 23 gol yang dicetak Suarez sepanjang musim ini tetap menjadi bahan penilaian timnya menempatkan Suarez bersama kandidat lainnya, seperti Robin van Persie, Michael Carrick, dan Gareth Bale. "Tidak akan kami coret. Penghargaan didasarkan pada kemampuan pemain di atas lapangan," ujar Carlisle seperti dilansir ESPN, tengah pekan ini. Pengumuman pemain terbaik akan disampaikan PFA pada 28 April lusa.

Gigitan Defoe

Kasus gigitan Suarez bukanlah kali pertama terjadi di Liga Primer. Sebelumnya, striker Tottenham Hotspur Jermain Defore pernah melakukan tindakan serupa. Oktober 2006, Defoe tepergok menggigit lengan pemain West Ham United saat itu, Javier Mascherano. Atas ulahnya tersebut, Defoe mendapat kartu kuning dari wasit. Hanya saja, dengan pertimbangan ketentuan serta peraturan liga dan FIFA kala itu, Defoe lolos dari sanksi FA.

Insiden tersebut jelas membuat Mascherano sangat membenci Defoe hingga saat itu. Menurut bek asal Argentina ini, ia menjajal kemampuan jauh-jauh ke Liga Primer Inggris bukanlah untuk digigit, tapi untuk bermain sepak bola. "Ia seharusnya mendapat sanksi," kata Mascherano yang kini membela Barcelona seperti laporan Daily Mail.

Semestinya, kata Mascherano, FA menghukum Defoe lantaran tayangan ulang jelas menunjukkan ia berguling-guling kesakitan usai menerima gigitan. "Seluruh kejadian ini adalah luar biasa. Tidak pernah dalam karier profesional saya menyaksikan tindakan seperti ini," katanya mengeluh.

Kasus ini bahkan menyeret keprihatinan Menteri Olahraga Inggris saat itu Richard Caborn. Pemerintah saat itu menyerukan FA untuk memeriksa tindakan Defoe. "Setiap tindakan seperti ini harus ditindaklanjuti. Setiap pemain memiliki tanggung jawab untuk memberikan contoh yang baik," ujarnya saat itu kepada the Times.

Defoe sebenarnya telah melayangkan permintaan maaf atas tindakannya tersebut. Sehari pascainsiden, striker asal Inggris itu merilis sebuah pernyataan maaf. Selain itu, Defoe juga mengakui pihak klub telah mendendanya sebesar 250 ribu pound. "Saya telah berbuat sesuatu yang tidak baik pada laga itu," tulis pernyataan Defoe.

Menurut Defoe, permintaan maaf itu dilakukannya lantaran ia tak ingin menjadi contoh yang tak baik untuk anak-anaknya. Ia menyadari, sepak bola harus terjaga dari perbuatan-perbuatan yang tidak terpuji. n angga indrawan ed: endro yuwanto

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement