Ahad 02 Jun 2013 09:15 WIB
Peredaran Narkoba

Narkoba Sudah Jalar Keluarga Harmonis

 Gabungan aktivis anti narkoba menggelar aksi teatrikal dalam rangka bulan keprihatinan korban narkoba di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/5).  (Republika/Adhi Wicaksono)
Gabungan aktivis anti narkoba menggelar aksi teatrikal dalam rangka bulan keprihatinan korban narkoba di depan Istana Negara, Jakarta, Jumat (10/5). (Republika/Adhi Wicaksono)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Narkotika Nasional (BNN) mengungkap, kini bukan hanya diskotek dan tempat hiburan malam yang sudah menjadi peredaran narkoba. Desa dan kampung pun sudah ada yang menjadi tempat berkumpulnya penjual narkoba.

“Korbannya tidak hanya mereka yang broken home, tetapi sudah menjalar ke keluarga harmonis dan menyasar semua tingkatan usia dan profesi yang ada di negeri ini,” kata Kepala BNN Anang Iskandar dalam siaran persnya yang dikirim lewat surat elektronik, Sabtu (1/6).

Saat ini, kata dia, Indonesia sedang prihatin karena menghadapi permasalahan empat juta korban penyalagunaan narkoba yang tersebar di seluruh Indonesia. Tapi, sedikit korban narkoba yang mendapat layanan terapi dan rehabilitasi, yakni 0,47 persen (18 ribu orang).

Hal itu lantaran kurangnya tempat rehabilitasi, baik yang dimiliki instansi pemerintah maupun masyarakat.Kondisi ini bagaikan penyakit menular yang mematikan secara perlahan-lahan dan dapat menyerang siapa saja, baik laki laki maupun perempuan, masyarakat, pejabat, pelajar/mahasiswa.

Tempat rehabilitasi yang dimiliki pemerintah maupun masyarakat baru sebanyak 80 tempat. Angka itu tak sebanding dengan prevalensi penyalahguna narkoba. Padahal, seharusnya tempat rehabilitasi ada di setiap provinsi, kabupaten /kota untuk merehabilitasi warganya masing masing.

“Karena itu, kita harus sepenuhnya perang melawan narkoba secara bersama-sama. Kita juga harus mendorong terbangunnya budaya merehabilitasi penyalahguna narkoba secara sukarela. Di samping itu, kita juga harus menanamkan keyakinan mencegah lebih baik daripada mengobati, menumbuhkan kepedulian masyarakat untuk menjadi pelaku dalam gerakan masyarakat merehabilitasi korban penyalahguna narkoba.Tanpa kepedulian kita semua terhadap permasalahan narkoba, Indonesia dihadapkan pada kehancuran masa depan bangsa,” kata dia menegaskan.

Sementara itu, Deputi Pencegahan BNN Yappi Manafe mengatakan, narkoba akan mengakibatkan kerugian ekonomi dan sosial yang diperkirakan berjumlah total sekitar Rp 4,8 triliun. “Angka penyalahgunaan narkoba secara nasional mencapai 2,2 persen atau 3,8 juta jiwa pada 2011,” ujarnya di TIM, Sabtu (1/6).

Di Jakarta, BNN menggelar pagelaran seni teater antipenyalahgunaan narkoba. Acara tersebut digelar di Teater Ismail Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat.N c72/neni ridarineni

Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement