REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kementerian Agama (Kemenag) menjamin bahwa biaya yang dikeluarkan untuk menyelenggarakan sidang itsbat dalam menetapkan awal Ramadhan 1434 H tak sampai Rp 1 miliar. Bahkan, besaran dana itu dipastikan sudah termasuk biaya pelaksanaan penetapan 1 Ramadhan di seluruh provinsi di Indonesia.
Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah Kemenag Mukhtar Ali mengatakan, setiap biaya anggaran tahunan yang digunakan oleh Kemenag sangat jelas. Seluruh pengeluaran atau anggaran yang digunakan Kemenag pada tahun ini pun sudah diputuskan di tahun sebelumnya.
“Hal-hal yang seperti itu (tudingan) ngawur. Kalau dari Kemenag sudah jelas. Kita bisa lihat dan ini sudah dibahas bersama pula, dana yang dipakai, yaitu Rp 142, 5 juta,” kata Mukhtar, Rabu (10/7).
Mukhtar menerangkan, biaya Rp 142, 5 juta tersebut pun tidak terpakai seutuhnya. Ia menekankan, untuk menyelenggarakan sidang itsbat hingga tiga kali saja nilainya hanya sekitar Rp 540 juta. Dana senilai Rp 142, 5 juta itu merupakan biaya yang dipergunakan untuk penyelenggaraan penetapan awal Ramadhan 1434 H yang dilakukan di Kemenag Pusat.
Besaran nilai rupiah keseluruhannya belum dihitung dengan biaya yang habis terpakai dalam kegiatan pemantauan hilal dan penetapan 1 Ramadhan di berbagai daerah. “Total biayanya yang digabungkan dengan kegiatan yang dilakukan di seluruh provinsi di Indonesia itu saya jamin tidak sampai Rp 1 miliar,” ujarnya tegas.
Bahkan, kata Mukhtar, dalam sejumlah pemantauan yang dilakukan di berbagai titik, para relawan ulama turut bergabung tanpa dibayar. Atas hal tersebut, Mukhtar justru lebih menitikberatkan pada arah manfaat dan keuntungan-keuntungan yang bisa diambil dari diselenggarakannya sidang tahunan itu. Menurutnya, besaran rupiah yang digelontorkan tidak terlalu penting. “Lihatlah manfaat ilmiahnya, bukan pada angkanya,'” ujarnya.
Wakil Menteri Agama Nasaruddin Umar mengatakan, besaran anggaran yang digunakan dalam penyelenggaraan sidang itsbat tak pernah menyentuh angka miliaran rupiah. Walau tak mengetahui berapa besaran dan perhitungan anggaran pasti yang dikeluarkan untuk menggelar sidang, ia menegaskan biayanya tak sebesar itu.
“Setahu saya memang tak pernah mencapai sekian,” katanya. Bahkan, Nasaruddin menambahkan, anggaran untuk penyelenggaraan kegiatan dan urusan Kemenag lainnya pun tak pernah mencapai jumlah besar, seperti yang dilontarkan sejumlah pihak.
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Muhamadiyah Prof Din Syamsuddin mengatakan, anggaran sidang itsbat yang diperkirakan miliaran rupiah itu ia ungkapkan untuk diverifikasi. “Apakah nilai tersebut merupakan anggaran umum. Saya sampaikan untuk diverifikasi,” ujarnya.
Ia mengetahui, dana anggaran Rp 142, 5 juta yang diklaim Kemenag hanya untuk penyelenggaraan sidang itsbat di pemerintah pusat di Jakarta. Din mengakui, ia tak mengetahui persis berapa besar anggaran keseluruhan yang dihabiskan untuk penyelenggaraan sidang itsbat.
Akan tetapi, bukan tidak mungkin besarnya anggaran bila ditimbang dari pelaksanaan pemantauan yang dilakukan di puluhan titik dan ratusan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenag yang ada di Indonesia, kegiatan penetapan awal Ramdhan akan mencapai angka miliaran rupiah.
“Ini bukan soal berapa angkanya. Saya tidak tahu. Hal itu sudah lama dikatakan, dua sampai tiga tahun yang lalu. Maka, perlu verifikasi saja,” ujarnya. “Verifikasi yang semestinya dilakukan pihak yang berwenang pun agar dijelaskan apa saja alatnya dan lembaganya.” n alicia saqina ed: chairul akhmad
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.