REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Media massa dinilai berjasa besar dalam mengangkat citra Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Sehingga, SBY berhasil menjadi presiden Indonesia dua periode berturut-turut. “SBY bulan madu dengan media 10 tahun,” kata Ketua Fraksi PKB Marwan Jafar dalam diskusi “Mencari Sosok Ideal Pemimpin Bangsa” di Jakarta, Ahad (3/11).
Jasa media mengangkat pamor SBY mestinya tidak dilupakan. Bila sekarang SBY mengeluh kepada media, hal itu sama saja menafikan jasa media yang membesarkan dirinya. “Kalau sekarang mengeluh kepada media, sebetulnya beliau menikmati media 10 tahun,” ujar Marwan.
Anggota Dewan Pertimbangan Presiden Ryass Rasyid mengakui SBY menang di Pemilu 2004 berkat dukungan media. Kala itu, menurut Ryass, hanya ada dua calon kuat presiden Indonesia, yakni Megawati Soekarnoputri dan SBY.
Dia mengatakan, meskipun SBY tidak memiliki keunggulan birokrasi sebagaimana yang dimiliki Megawati, saat itu SBY mendapat dukungan yang kuat dari media massa. “Megawati didukung aparatur negara, tapi the power of media adalah SBY. Media yang menjadikan dia presiden,” katanya.
Ryass mengatakan, pemimpin Indonesia jangan lagi hanya unggul dari sisi penampilan dan citra media. Pemimpin Indonesia 2014 harus figur yang benar-benar mengerti permasalahan bangsa dan tahu cara menyelesaikannya.
Ibarat sebuah perusahaan, kata Ryass, presiden mendatang harus berperan sebagai direktur yang memiliki kompetensi baik atas perusahaan yang dia pimpin. “Harus tahu masalah perusahaan, bagaimana manajemen, bagaimana produknya. Bukan masuk untuk menikmati fasilitas,” ujarnya. n muhammad akbar wijaya ed: muhammad fakhruddin
Berita-berita lain bisa dibaca di harian Republika. Terima kasih.