Selasa 22 Jul 2014 14:30 WIB

Hotspot di Riau Melonjak

Red:

PEKANBARU -- Jumlah titik panas atau hotspot di Provinsi Riau melonjak tajam menyusul curah hujan yang mulai berkurang sejak pekan lalu. Jumlah titik panas tersebut mengindikasikan meluasnya kebakaran hutan dan lahan di provinsi tersebut.

Menurut pencatatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), satelit Terra dan Aqua milik NASA mendeteksi sebanyak 417 titik panas pada Senin (21/7). "Data titik panas terbaru pada 21 Juli 2014 pukul 05.00 WIB menunjukkan ada 417 titik panas di Riau. Sedangkan, total di Sumatra ada 570 titik," kata Kepala Divisi Data dan Informasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Agus Wibowo, kemarin.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Rony Muharrman/antara

Kebakaran Hutan Gambut Riau

Ia mengatakan, hasil pantauan satelit itu didapatkan dari laporan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Jumlah titik panas terdeteksi meningkat tajam dalam dua hari terakhir. Pada Sabtu (19/7) satelit yang sama mencatat sebanyak dari 75 titik. Jumlah itu kemudian meningkat menjadi 154 titik pada Ahad (20/7).

Titik panas (hotspot) merupakan hasil rekaman satelit yang menandakan suhu udara lokasi tertentu di atas 40 derajat Celsius. Menurut Agus Wibowo, tingkat kepercayaan data dari satelit Terra dan Aqua di atas 70 persen. Hal itu menandakan, setidaknya ada 273 lokasi titik api tempat terjadi kebakaran hutan atau lahan. Lokasi titik api terbanyak itu diperkirakan berada di Rokan Hilir sebanyak 223 titik.

Ia mewanti-wanti, potensi kebakaran hutan akan makin meningkat karena cuaca Riau diperkirakan cerah dengan peluang hujan sangat minim selama beberapa waktu ke depan. "Arah angin berpotensi membawa asap ke Malaysia," ujarnya.

Meski begitu, ia mengatakan, jarak pandang di Pekanbaru relatif baik karena arah angin berembus ke Utara. Meski begitu, jarak pandang di Pelalawan menurun hingga mencapai lima kilometer dan Indragiri Hulu empat kilometer.

Satgas Darurat Asap Riau sejauh ini terus melakukan upaya pemadaman dengan mengerahkan pasukan darat, tiga helikopter bom air, dan modifikasi cuaca untuk menghasilkan hujan buatan. Berdasarkan data dari Satgas Darat, lanjutnya, luas lahan terbakar mencapai 499 hektare (ha), sedangkan yang sudah berhasil dipadamkan 429 ha.

Sebanyak 306 personel TNI dan Polri dikerahkan untuk memadamkan api. Sepanjang 2014, kebakaran hutan mengakibatkan sedikitnya 25 ribu ha hutan dan lahan hangus di Riau.

Tersangka

Sementara itu, Kepolisian Daerah (Polda) Provinsi Riau mengumumkan telah menetapkan sebanyak 183 tersangka kejahatan kehutanan sepanjang 2014. Jumlah itu didominasi perkara pembakaran lahan di berbagai wilayah kabupaten/kota.

"Sebanyak 116 tersangka ditangkap saat melakukan aktivitas kejahatan kehutanan pada Januari hingga Maret dan sebanyak 67 lainnya ditetapkan sejak 5 April hingga 10 Juli 2014," kata Kabid Humas Polda Riau AKBP Guntur Aryo Tejo, kemarin.

Sejak 5 April hingga Juni 2014, tersangka kejahatan kehutanan terbanyak ditangani Polres Rokan Hilir sebanyak 21 orang. Kemudian, disusul Polres Bengkalis serta Kota Dumai yang masing-masing telah menetapkan tujuh orang sebagai tersangka.

"Januari hingga Maret 2014 juga telah ada 116 tersangka yang sebagian telah menjalani sidang di pengadilan," katanya. Jumlah tersangka, menurut dia, kemungkinan terus bertambah mengingat hingga saat ini perburuan oleh tim di lapangan masih dilakukan.  antara ed: fitriyan zamzami

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement