Senin 19 Jan 2015 14:37 WIB

Gunung Soputan Meletus

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, TOMOHON — Gunung Soputan di Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara, Ahad (18/1), sekitar pukul 11.38 WITA, meletus. Tinggi letusan debu vulkanis mencapai 4.000 meter dan ditiup angin ke arah barat daya.

"Hingga kini, tidak ada letusan susulan setelah letusan utama," kata petugas pos pengamatan Gunung Api Soputan, Asep, di Tomohon seperti dikutip Antara.

Sebelum terjadi letusan, kata Asep, terjadi peningkatan aktivitas kegempaan sejak Rabu (14/1) hingga Jumat (16/1). Dan, puncaknya terjadi pada Sabtu (17/1) yang kemudian ditandai dengan letusan pada Ahad (18/1).

"Gempa vulkanis dalam, vulkanis dangkal, gempa guguran, gempa embusan yang terekam, bahkan dalam sehari mencapai puluhan. Suplai energi ini diakhiri dengan letusan," kata Asep.

Selain melontarkan debu vulkanis, kata dia, terpantau juga terjadi guguran lava pijar yang meluncur ke arah barat lereng sejauh 500 meter. Pascaletusan, Asep mengatakan, masih terekam tremor yang mengindikasikan masih terjadi suplai-suplai energi dari dasar kawah serta kemungkinan terjadi pembentukan kubah lava di puncak Gunung Soputan.

"Status Gunung Soputan masih siaga dengan radius bahaya sejauh 6,5 kilometer," jelasnya.

Pada bulan ini, Gunung Soputan meletus sebanyak dua kali pada Selasa (6/1), pukul 02.47 WITA dan 19.47 WITA. Pascaletusan kembali menunjukkan peningkatan aktivitas kegempaan.

Sementara itu, tim tanggap darurat bencana gunung api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung mengevaluasi kecenderungan letusan Gunung Soputan. "Tim ini datang pascaletusan pada Selasa dua pekan lalu. Hasil evaluasi tim tanggap darurat akan dibawa ke Bandung untuk dipelajari," kata Asep.

Asep menambahkan, hasil evaluasi tim dapat menjadi acuan apakah status Gunung Soputan saat ini akan diturunkan ke Level II Waspada atau tertahan di Level III Siaga seperti yang disematkan saat ini. "Evaluasi juga sudah dilakukan sejak terjadi letusan pada Selasa, 6 Januari. Status yang disematkan saat ini (Siaga) juga adalah bagian dari evaluasi karena kecenderungan peningkatan aktivitas vulkanis masih terjadi," katanya.

Asep menambahkan, penurunan status ke level yang lebih aman (Waspada) berpeluang dilakukan dua bulan ke depan pascaletusan. Ini bertujuan untuk memastikan aktivitasnya telah menurun dan tidak membahayakan warga.

Apalagi, kata dia, Gunung Soputan dan sekitarnya di radius bahaya 6,5 kilometer menjadi salah satu tujuan pendakian, pertanian, perkebunan, serta penambangan batu dan pasir. Sehingga, harus dikaji matang.

"Tim inilah yang ditugaskan untuk melihat tren letusan dan aktivitas vulkanis yang ditunjukkan pascaletusan. Kita tunggu saja bagaimana hasilnya," ujarnya.

Menurut Kepala Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, letusan dengan ketinggian debu vulkanis 4.000 meter ini dapat berpotensi terjadinya erupsi. "Dengan status Siaga, berarti gunung tersebut berpotensi erupsi," papar Sutopo saat dihubungi Republika, Ahad (18/1).

Sutopo mengungkapkan, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) merekomendasikan kepada masyarakat agar tidak beraktivitas pada radius 6,5 km dari puncak Gunung Soputan. 

Sutopo mengatakan, kondisi masyarakat sekitar gunung dalam keadaaan normal. Saat ini, lanjut Sutopo, tidak ada kawasan pengungsian karena permukiman paling dekat berada pada radius delapan km.

"Yang penting masyarakat tetap menaati rekomendasi PVMBG," kata Sutopo.

Kepala BPBD Sulawesi Utara Noldy Liow mengatakan, hingga sore hari, gunung dengan ketinggian 1.784 m ini masih aktif mengeluarkan abu vulkanis. "Kami pantau sampai saat ini Gunung Soputan masih mengeluarkan abu vulkanis seperti tadi siang. Belum ada tanda-tanda akan berhenti," ujar Noldy.

Noldy mengatakan, sejauh ini belum ada informasi mengenai korban jiwa ataupun kerusakan terhadap rumah warga. Karena, letusan yang terjadi masih belum terlalu dekat dengan warga. Selain itu, meski abu vulkanis hinggap di rumah warga, hujan rintik di Minahasa akan mempermudah abu tersebut hilang dengan sendirinya.  rep: Debbie Sutrisno c16 ed: Muhammad Hafil

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement