Kamis 08 Sep 2016 17:00 WIB

Ajang Kontes untuk Peningkatan Daya Saing

Red:

Ajang kontes domba garut merupakan tradisi yang sudah turun-temurun ada di kalangan masyarakat Jawa Barat. Menurut Sekretaris Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Riwantoro, tradisi kontes domba garut adalah tradisi yang baik dan harus dilestarikan untuk menumbuhkembangkan jiwa usaha beternak di kalangan generasi muda.

"Sehingga, beternak bisa benar-benar menjadi rojo koyo kehidupan masyarakat dan menjadi salah satu pendukung pengembangan ekonomi kreatif di masyarakat," katanya di sela-sela acara "Temu Wicara Pembangunan Peternakan dan Kesehatan Hewan serta Kontes Domba Garut-Kambing" di Kebun Raya Bogor, Jawa Barat, Sabtu (27/8).

Riwantoro menjelaskan, domba garut dipilih dalam penyelenggaraan kontes karena merupakan kearifan lokal yang telah diakui sebagai rumpun ternak asli nasional yang berasal dari Jawa Barat. Domba Garut juga memiliki sifat unggul dan kekhasan sebagai rumpun tersendiri.

Adapun lokasi penyelenggaraan dipilih di Jawa Barat karena populasi domba garut di Jawa Barat cukup potensial, yakni sekitar 50 persen dari populasi nasional.

Ketua Himpunan Peternak Domba dan Kambing Indonesia (HPDKI) Provinsi Jawa Tengah Akbar Mahali mengatakan, pemerintah memang harus mendorong lebih banyak lagi penyelenggaraan kontes domba garut.

Alasannya, kontes semacam itu bisa memberikan nilai tambah dan daya saing bagi peternak. "Tidak hanya domba Garut, di daerah itu banyak juga plasma nutfah yang potensinya bagus. Nah, kontes ini bisa untuk pemetaan potensi sekaligus peningkatan daya saing," ujar Akbar.

Salah seorang peternak domba garut, Suhana, mengatakan, pelaksanaan kontes-kontes domba garut secara langsung akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Sebab, domba-domba yang menjadi peserta kontes biasanya memiliki nilai jual yang tinggi.

Apalagi, domba-domba yang keluar sebagai juara sebuah kontes harganya bisa mencapai puluhan juta, bahkan menembus angka Rp 100 juta. Karena itu, Suhana meminta pemerintah memperbanyak kontes domba agar gairah peternak domba terus terpelihara dan kesejahteraannya pun meningkat.

Peternak domba garut lainnya, Metmet Hidayat, menyatakan, saat ini peternak mengalami kendala perizinan saat akan menggelar kontes domba. Di Jawa Barat, misalnya, perizinan untuk menggelar kontes domba tidak hanya harus didapatkan dari kepolisian, tapi juga Majelis Ulama Indonesia (MUI).

Metmet menyadari, kekhawatiran pemerintah mengenai ekses kontes domba yang bisa dimanfaatkan sebagai ajang perjudian. Akan tetapi, dia menegaskan, tidak ada satu pun peternak domba yang menjadikan perjudian sebagai tujuan akhir kontes.

"Kalau yang judi itu kan oknum. Jangankan kontes domba, apa saja bisa jadi judi oleh oknum. Tapi, peternak itu tidak begitu. Kita hanya ingin domba-domba kita punya nilai jual sehingga kesejahteraan peternak meningkat," kata Metmet.

Mendengar harapan dan keluhan para peternak domba, Presiden Joko Widodo pun langsung memerintahkan Menteri Pertanian Amran Sulaiman untuk menggelar kontes domba secara nasional tahun ini juga.

Setelah sempat menanyakan hadiah yang pantas untuk pemenang kontes domba, Jokowi memutuskan kontes domba yang akan memperebutkan piala presiden tersebut bakal diganjar pula dengan hadiah berupa uang pembinaan.

"Nanti saya kasih Rp 1 miliar cukup, ya? Juara pertama 500 (Rp 500 juta), kemudian 250-250 (masing-masing Rp 250 juta) untuk kedua, ketiga. Begitu, ya?" ucap Jokowi yang direspons dengan gemuruh tepuk tangan para peternak.      rep: EH Ismail, ed: Ferry Kisihandi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement