BANGKALAN — Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut dua Jusuf Kalla (JK) mengkhawatirkan timbulnya konflik horizontal antarsimpatisan pendukung pasangan calon lantaran maraknya kampanye hitam. Ia mendorong kompetisi pemilihan presiden ini berlangsung secara sportif tanpa tudingan menyangkut sara.
JK mengatakan, munculnya kampanye hitam sangat merugikan pihaknya. Menurutnya, kedua tim pasangan calon harus mengantisipasi potensi konflik kalau masalah ini terus bergulir. "Ini sangat berbahaya karena menyangkut persoalan fitnah. Kondisi ini bisa menyebabkan perkelahian nantinya," kata JK kepada Republika di Bangkalan, Madura, Rabu (18/6).
Pihaknya menyerahkan persoalan kampanye hitam itu ke kepolisian untuk segera diusut. Namun, apakah ada keterlibatan kompetitor, yakni pasangan calon Prabowo-Hatta, ia enggan berspekulasi. Hanya saja ia meyakini, ada oknum kelas kakap yang siap mendanai kampanye hitam tersebut.
Menurutnya, kalau Jokowi-JK yang merasa dirugikan, berarti kelompok lainnya pasti diuntungkan. JK tak menepis kalau pihak lawan berhasil mendapatkan peluang lewat tudingan itu, namun ia meminta persaingan ini lebih bersifat sportif tanpa harus menyerang dengan isu bohong. "Memang tidak menutup kemungkinan kalau lawan kami ini yang punya kepentingan di balik pemberitaan media Obor Rakyat itu. Sebab, kami drugikan dan merekalah yang untung," ujar JK.
Juru Bicara Tim Jokowi-JK dari Partai Hanura, Yudi Crisnandi, menyatakan, ada dua motif penggunaan kampanye hitam. Pertama, ketidakpercayaan diri karena panik tidak memiliki keunggulan dan sulit mencari kelemahan lawan. Kedua, tidak memiliki etika serta moralitas berkompetisi.
Ia menambahkan, timnya tak pernah bereaksi kalau ada kampanye negatif yang dilontarkan kubu tersebut, namun tidak untuk fitnah tanpa fakta ini. Jika dalam orasi politiknya Jokowi atau JK kerap kali menyindir kelemahan Prabowo-Hatta, itu dianggap sebagai retorika kampanye.
"Namanya berkampanye adalah mengunggulkan diri dan membuat pemilih yakin untuk tidak memilih pasangan lain dengan alasan-alasan yang memang itu nyata, bukannya dibuat-buat," kata Yudi.
Ia melanjutkan, seharusnya kampanye ini menjadi ajang untuk menyampaikan visi, misi, serta program secara jelas, bukan mencari kelemahan dengan cara intimidatif. Yudi khawatir, masyarakat akan semakin geram dan akhirnya timbul perpecahan di kalangan bawah karena pilpres ini.
rep:andi mohammad ikhbal ed: muhammad fakhruddin