Senin 30 Jun 2014 13:00 WIB

Pemimpin Lemah Rawan Intervensi Asing

Red:

Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014 tidak luput perhatian dari negara adidaya, seperti Amerika Serikat (AS). Melalui duta besarnya di Indonesia, Negeri Paman Sam itu pun mengintervensi jalannya pesta rakyat di Tanah Air ini dengan mengkritisi rekam jejak salah satu pasangan calon presiden yang berlaga di pilpres. 

Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Robert Blake mengungkit kembali dugaan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) Prabowo Subianto yang tak lain adalah mantan komandan jenderal Kopassus yang pernah disebut sebagai pasukan khusus ketiga terbaik di dunia. "Kami menganggap serius dugaan pelanggaran HAM dan menyerukan pemerintah Indonesia untuk sepenuhnya menyelidiki tuduhan tersebut," ujar Blake, lewat surat elektronik yang dilansir Wall Street Journal, Senin (23/6).

Capres nomor urut satu Prabowo Subianto tidak mengubris intervensi Robert Blake menjelang pilpres itu. Tapi, saat berkampanye di Lapangan Madegondo, Kecamatan Grogol, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, ia mengingatkan rakyat akan berbagai tantangan yang tengah dan akan dihadapi Indonesia.

Pasangan Hatta Rajasa itu menilai, ada kekuatan yang ingin Indonesia terus terpuruk. "Ada gejala Indonesia ini oleh beberapa kekuatan asing ingin dipelihara sebagai sapi perahan. Kita ingin diperah, ingin diambil kekayaan alam kita," ujar Prabowo, akhir pekan lalu.

Prabowo juga mengatakan, ada kekuatan yang ingin membuat rakyat Indonesia menjadi tenaga kerja murah. Ia pun mengatakan, rakyat Indonesia ini dikondisikan untuk terus mendapat upah murah dan juga akan terus dijadikan pasar. "Kita harus membeli barangnya orang asing. Kita tidak boleh jadi negara kaya, kita tidak boleh jadi negara yang kuat," kata mantan danjen Kopassus itu.

Karena itu, Prabowo bersama Hatta dan koalisi Merah Putih bertekad untuk membawa Indonesia menjadi negara yang kuat.

Ia pun mengutarakan satu pelajaran dalam ilmu bernegara. "Apabila bangsa dan negara lemah, pasti akan dintervensi kekuatan asing. Itu pelajaran. Sama dengan badan kita, kalau badan kita lemah, kalau tidak ada daya tahan, virus masuk, bakteri masuk, badan kita sakit," ujar dia.

Meskipun begitu, Prabowo tidak ingin menyalahkan pihak lain. Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu pun tidak menyalahkan orang-orang asing. "Jangan kita mencari kesalahan di luar. Kita harus berani berkaca pada diri kita sendiri," ujar Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra itu.

Ia bersama Hatta Rajasa meyakini, akan dapat membawa Indonesia bangkit apabila mendapat mandat dari rakyat. Prabowo mengatakan, sudah berkeliling ke berbagai daerah. Ia menyebut, rakyat menginginkan Indonesia terhormat dan bisa berdiri di atas kaki sendiri. Untuk itu, ia menilai, rakyat tidak ingin pemimpin yang peragu dan mencla-mencle. Pasalnya, jika dipimpin pemimpin yang lemah maka negara rawan diintervensi asing. "Yang disuruh-suruh orang lain. Tidak mau ada pemimpin boneka," ujar dia.

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Hidayat Nur Wahid menilai, Prabowo merupakan sosok pemimpin yang berani menegakkan kedaulatan bangsa. Hidayat menilai, Indonesia saat ini mendapat tantangan dengan adanya yang mencoba menggangu kedaulatan bangsa. Ia mencontohkan adanya negara yang berani membuat mercusuar di perairan Indonesia. "Itu bisa terjadi karena dia memperkirakan pemimpin kita lemah, pemimpin kita tidak berani," ujar dia.

Menurut Hidayat, Indonesia harus mempunyai pemimpin yang berani. Ia mengatakan, itu ada pada sosok Prabowo. Apabila Prabowo memimpin Indonesia, ia menyebut, akan menjaga kedaulatan Indonesia. "Dia rela mati berada di medan tempur, bukan hanya teori saja," katanya.rep:irfan fitrat ed: muhammad fakhruddin

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement