Selasa 22 Jul 2014 14:00 WIB

Mengakui Kekalahan itu Mulia

Red:

Pemilihan Umum Legislatif (Pileg) 2014 dinilai Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berjalan dengan baik meskipun partai yang dipimpinnya, yaitu Partai Demokrat, mengalami kekalahan. Tatkala menyampaikan hal tersebut dalam acara LKBN Antara di Hotel Borobudur, Senin (21/7), sontak para undangan yang hadir tertawa. 

Menanggapinya, Presiden yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat, terdiam sejenak sambil memperhatikan para hadirin.

Sejurus kemudian, SBY mengatakan, "Mengakui kekalahan itu mulia." Sontak para hadirin memberikan tepuk tangan nan meriah atas ucapan bijak SBY. Kemudian, suami Ani Bambang Yudhoyono ini melanjutkan, "Mengucapkan selamat kepada yang menang itu indah." Kembali, para hadirin memberikan tepuk tangan meriah. SBY yang menjabat sebagai Presiden sejak 2004 silam kemudian melanjutkan rangkaian kata bijaknya.

"Allah itu Mahabesar. Ketika kita kalah, tawakal, ikhlas, kemudian mengucapkan selamat kepada yang berhasil maka Allah akan berikan nanti kepada tokoh itu, orang itu, kelompok itu, kemuliaan dan hal yang sama. Mungkin pada saatnya akan menerima ucapan selamat dari pihak-pihak yang lain. Itulah kehidupan," kata SBY. Sebagai gambaran, dalam Pileg 2014 Partai Demokrat berada di posisi keempat dengan perolehan suara 10,19 persen.

Posisi Demokrat lebih buruk dibanding Pileg 2009. Kala itu, partai berlambang bintang mercy tersebut berhasil menjadi pemenang dengan raihan 20,85 persen. Lebih lanjut, Presiden mengatakan, Pemilu Presiden 2014 berlangsung ketat. Pun, dengan kampanye yang melibatkan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK. "Saya ini mantan capres, veteran capres, 2004 juga tidak lunak. Begitu pula 2009. Tapi, tidak sekeras sekarang ini karena zaman berubah."

Komisi Pemilihan Umum (KPU) dijadwalkan mengumumkan hasil pemungutan suara Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden 2014 pada Selasa (22/7).  Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) membenarkan adanya ketegangan yang melanda sejumlah pihak. Namun demikian, SBY menyebut ketegangan tidak terlihat pada rakyat kebanyakan.

"Rakyat Indonesia tidak terlalu tegang, lebih sejuk, lebih damai, lebih menjalani kehidupan yang normal. Bapak pergi ke manapun, ke seluruh Indonesia di kabupaten, di kota, di kecamatan, di desa, di mal, di stasiun, di terminaL, di pasar, tenang dan happy begitu. Meskipun ada kelompok-kelompok tertentu, kalangan-kalangan tertentu yang hari ini, nanti malam, akan sangat tegang," kata Presiden disambut gelak tawa hadirin yang hadir.

SBY mengatakan, rakyat menginginkan agar situasi damai yang telah didapatkan selama proses Pemilu 2014 tetap dapat terjaga. Untuk itu, sebagai kepala negara, Presiden mengaku mendorong dan mengingatkan KPU dan MK untuk bertindak secara kredibel dan profesional dalam menjalankan tugasnya. "Saya senang, saya bersyukur, kedua lembaga itu berjanji, berkomitmen, dan akan menjalankan semua itu agar kemudian hasilnya betul-betul menghadirkan kebenaran yang sejati."

Menurut SBY, apabila salah satu dari pasangan Prabowo-Hatta maupun Jokowi-JK tidak menerima hasil yang disampaikan KPU, sudah sepatutnya jalan konstitusional melalui MK dapat ditempuh. "UUD dan UU kita telah mengatur, memberikan ruang, dan mewadahi hal-hal itu kalau besok ternyata terjadi. Nah, dan kalau itu dibawa ke MK maka kita semua mendorong MK untuk melaksanakan tugas dengan baik," katanya.

"Sehingga putusannya benar, tepat, dan adil. Tidakkah yang kita cari adalah kebenaran dan keadilan. Tidakkah berurusan dengan kedaultan rakyat, hak rakyat yang harus kita jaga, juga kebenaran dan keadilan," ujar SBY. 

Lebih lanjut, Presiden mengatakan, apabila semua proses berjalan dengan baik maka per 20 Oktober 2014 terjadi suksesi kepemimpinan nasional secara damai dan bermartabat.

"Dan, kalau kita bisa meletakkan tradisi politik yang baik ini maka kehidupan bernegara kita dapat setapak lebih maju dibandingkan masa lalu dan itu menandai era baru Indonesia. Era di mana demokrasi kita makin matang, makin berkualitas, dan makin bermartabat.  Saya ingatkan dari mimbar ini, kepada siapa pun, janganlah dicederai demokrasi dan mata rantai demokrasi yang terus kita bangun sekarang ini. Jangan cederai, justru kawal dan mematangkannya." rep:muhammad iqbal ed: muhammad fakhruddin

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement