Jumat 24 Jun 2016 15:00 WIB

Ateng Haryono, Sekjen DPP Organda: Kalau Harus Kinclong Semua, tak Mungkin

Red:

Baru 16 persen bus AKAP yang laik operasi untuk Lebaran, bagaimana tanggapan Anda?

Begini, ini sebetulnya tumpang tindih dari satu kejadian yang sudah panjang terjadi. Kita melihat kenyataan, kondisi angkutan tidak benar-benar 100 persen. Itu harus diakui. Kondisinya untuk angkutan umum apa pun, bus AKAP maupun AKDP.

Apa benar hanya 16 persen bus AKAP yang laik operasi?

Sebetulnya, tidak semua pada kondisi tidak laik. Misalnya, ada kekurangan sedikit itu termasuk dianggap kurang. Kalau itu dianggap kurang, sebetulnya itu soal teknis kecil. Memang benar Pak Menteri (Perhubungan) menginstruksikan untuk zero accident ada lima hal, kaca depan, speedometer, rem tangan, ban, dan seat belt pengemudi.

Apakah kelima hal tersebut sudah terus dipenuhi?

Sesungguhnya, lima hal ini oleh teman-teman (PO) berusaha dipenuhi, tetapi yang paling berat sesungguhnya soal kaca depan yang di beberapa titik, tidak hanya di Sumatra, tapi juga di Jawa, sering ada aksi pelemparan kaca oleh masyarakat tidak bertanggung jawab.

Ini kadang-kadang, teman-teman untuk memenuhi hal itu agak sulit karena harga kaca nggak murah. Kalau sekarang diganti, lalu dua hari kena lagi? Itu kondisi yang berat yang dikeluhkan teman-teman bus AKAP.

Kita juga kalau ada yang tidak laik, membahayakan penglihatan pengemudi pasti nggak enak dan bahaya. Itu juga kita paham. Lalu, dari sisi penampilan juga nggak enak.

Saat pemeriksaan beberapa waktu lalu, ada PO yang STNK dengan nomor mesin tidak sesuai?

Menjadi keprihatinan, ada satu koreksi di Organda, ada yang tertangkap STNK berbeda. Memang itu harus ditertibkan, tapi di sisi lain, juga konsisten di dalam pengurusan dokumen. Kita harapkan itu juga agar diperhatikan, bukan kemudahan, melainkan proses percepatan.

Maka, ketika teman-teman mengurus dokumen kendaraannya, bisa lebih cepat prosesnya. Kalau soal laik, kita yakin masih laik. Kita nggak mau main-main dengan keselamatan. Itu yang mesti kita jaga.

Mengenai tenggat untuk melakukan perbaikan hingga Jumat (24/6), apa tanggapan Organda?

Teman-teman juga serius kok melakukan (perbaikan). Kecuali, yang memang benar-benar mereka nggak bisa lakukan, ya mereka memilih nggak usah jadi berangkat daripada jadi masalah.

Berarti, belum ada omongan diperpanjang waktu untuk perbaikan?

Sementara, intinya, kita sama-sama memenuhi pelayanan, tapi kita juga paham target Menhub untuk zero accident angkutan Lebaran. Ini bisa kita jadikan momentum untuk selanjutnya seperti itu. Mestinya, nggak juga hanya saat Lebaran. Semangatnya kita harus lakukan perbaikan dengan meningkatkan sisi layanan terhadap publik.

Menurut Organda, kesiapan bus AKAP untuk Lebaran sudah berapa persen?

Kalau melihat kondisi bahwa semua harus kinclong, saya yakin nggak, mungkin hanya 50 persen. Itu kenyataan yang ada, tapi saya percaya teman-teman secara kredibel memenuhi, bahkan nanti ketika masa-masa puncaknya mudik, mereka pasti sudah siap untuk melayani.    Oleh Muhammad Nursyamsi, ed: Ferry Kisihandi

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement