JAKARTA -- Pemerintah Indonesia diminta menggunakan upaya diplomasi atau strategi high politic dalam membantu warga Jalur Gaza, Palestina. Pemerintah tidak boleh merasa cukup dengan hanya memberikan bantuan berupa mobilisasi logistik kemanusiaan, kendati hal ini harus tetap terus dilakukan.
Ketika Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Luar Negeri Muhyidin Junaedi mengatakan, konflik di Gaza memang sangat pelik. Namun, pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus membuat terobosan diplomatik sebelum masa pemerintahannya berakhir.
"Terobosan ini akan menjadi tanda abadi pemerintahan saat ini terkait upaya membantu Gaza," kata Muhyidin kepada Republika, Senin (25/8).
Bentuk terobosan diplomatik yang dimaksud Muhyidin adalah memberikan bukti bahwa Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia mempunyai pengaruh besar dalam menangani konflik-konflik yang melibatkan dunia Islam. Pemerintah tidak boleh puas hanya dengan mengakomodasi, mengoordinasikan, dan turut mendistribusikan bantuan material dalam bentuk logistik.
"Harusnya gunakan langkah high politic yang dimiliki Indonesia, seperti halnya yang dilakukan Pemerintah Turki untuk Gaza," kata Muhyidin.
Di antara bentuk konkret upaya diplomasi adiluhung yang bisa dilakukan Pemerintah Indonesia adalah melobi anggota tingkat tinggi di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan tujuan memberikan tekanan yang lebih besar terhadap Israel. Indonesia bisa meminta PBB untuk mematuhi resolusi yang diajukan organisasi negara-negara di dunia tersebut. "Targetnya tentu sampai Israel menarik diri dari pertempuran di Gaza dan membuka blokade yang selama ini mereka lakukan di Gaza," kata Muhyidin.
Upaya lainnya adalah melobi pemerintah Amerika Serikat agar negara adikuasa itu tidak melulu mendukung Israel dari semua aspek yang dilakukan negara sekutu mereka. "Indonesia bisa mendesak AS agar memberikan tekanan kepada Israel untuk menghentikan serangan mereka ke Gaza," ujar Muhyidin.
Pendiri Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), organisasi nirlaba yang mempunyai konsentrasi membantu masyarakat Gaza, Joserizal Jurnalis mengatakan, langkah diplomasi memang sudah sepatutnya dilakukan Pemerintah Indonesia. Apalagi, situasi di Gaza terus memburuk seiring belum tercapainya kesepakatan mengakhiri pertempuran antara Palestina dan Israel.
Sejak perundingan Palestina-Israel yang dimediasi Pemerintah Mesir gagal, kata Joserizal, Israel kembali meluncurkan serangan udara ke Jalur Gaza. Sampai saat ini, sebanyak 2.123 warga Palestina di Gaza telah tewas akibat serangan intensif Israel yang saat ini telah memasuki hari ke-49.
Menurut Joserizal, Indonesia memiliki peran yang sangat penting untuk dapat membantu mengakhiri perang di Gaza melalui upaya diplomasi. Dia menilai, dengan kondisi Indonesia yang saat ini berada dalam kondisi stabil setelah presiden baru terpilih, maka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dapat terjun langsung membantu Palestina melakukan perundingan di Kairo. rep:c64/c66 ed: eh ismail