Sabtu 20 Sep 2014 16:50 WIB

RI Tolak Tawaran Singapura Atasi Asap

Red: operator

BNPB membuat hujan buatan untuk memadamkan api.

JAKARTA -Singapura menyam paikan rasa keprihatinan mendalamnya terhadap pencemaran asap dari Indonesia. Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Air Singapura Dr Vivian Balakrishan menuliskan surat rasa keprihatinan itu ke Menteri Ling kungan Hidup Republik Indonesia (RI) Balthasar Kambuaya.

Menurut keterangan Badan Lingkungan Nasional Singapura (NEA), Menteri Balakrishnan juga menawarkan bantuan ke Indonesia untuk mengatasi masalah kebakaran. "Kami berharap mereka (Indonesia)meng ambil langkah penting di lapangan," ujarnya, Kamis (18/9), seperti dikutip Asiaone, Jumat (19/9).

Pada hari yang sama NEA memberikan peringatan kepada warga negaranya menyangkut asap dari Indonesia. NEA mengimbau warga setempat mengurangi aktivitas di luar ruang karena tingkat populasi udara di Singapura mencapai kategori tidak sehat, Kamis (18/9).

Berdasarkan data Indeks Pencemaran Udara (PSI), tingkat pencemaran di Singapura pada Jumat pukul 20.00 masih ber ada di level 129 sampai 139. Udara dalam level itu dinilai tidak baik untuk kesehatan.

Otoritas Singapura memperkirakan asap berasal dari kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan dan tertiup melalui angin yang bergerak dari timur atau tenggara. Menurut NEA, kondisi berkabut akibat asap diperkirakan akan terus terjadi selama satu sampai dua hari ke depan.Ini melihat kondisi di Kalimantan yang sebagian besar kering.

Deputi III Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan dan Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup (KLH), Arief Yuwono, mengatakan, pemerintah menyambut baik tawaran Singapura. Namun menurutnya, Indonesia masih bisa meng atasi kebakaran lahan dan hutan di Sumatra dan Kalimantan. "Pada dasarnya apa yang disampaikan Singapura kami welcome, tapi tentu kapasitas nasional kita masih bisa mengatasi masalah itu," ujarnya, Jumat (19/9).

Ia mengatakan, KLH bersama kementerian lain, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah melakukan upaya penanggulangan sampai ke penegakan hukum.

Arief menilai dampak kebakaran hutan dan lahan semakin serius. Terutama, pencemaran udara yang mengganggu kesehatan. Bahkan, Pemerintah Provinsi Sumatra Selatan telah menetapkan status siaga darurat bencana asap. Menurut Arief, pemerintah harus bertindak cepat mengatasi masalah ini.

Direktur Penanggulangan Kebakaran Lahan Kementerian Kehutanan (Kemenhut) Raffles Panjaitan mengatakan, jika Singapura atau negara lain menawarkan bantuan maka harus melalui perundingan antar pemerintah. Keputusan me ngenai diterima atau tidaknya bantuan bukan keputusan Ke menhut sendiri.

Ia pun menegaskan, sampai saat ini belum ada laporan resmi mengenai tawaran bantuan pemadaman yang sampai ke mejanya. "Kami be lum bisa memberikan komentar karena tawaran itu belum ada," kata Raffles saat dihubungi Republika, Jumat.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Michael Tene mengatakan, sampai saat ini belum ada protes dari Malaysia dan Singapura terkait asap."Setahu saya tidak ada," ujarnya melalui pesan singkat saat berada di Lisabon, Portugal, Jumat.

BNPB sebelumnya mengonfirmasi kabut asap telah sampai ke wilayah Singapura dan Malaysia. Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, mengatakan, sebaran asap telah berkurang di bandingkan sepekan terakhir.

Untuk mengatasi kebakaran hutan dan lahan, BNPB dan Badan Peng kajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) melakukan hujan buatan dengan satu pesawat Hercules TNI AU di Ka limantan Tengah sejak Kamis."Apa lagi, ancaman bencana asap akan makin meningkat hingga Oktober nanti," katanya.

BNPB berencana menambah armada pengeboman air, yaitu satu unit helikopter Kamov, dua Sikorsky, satu MI-18, dan pesawat bomber. Saat ini sembilan helikopter telah disebar ke Riau, Sumsel, Kalimantan Barat, dan Kalimantan Tengah. rep:c87/c62/c88/ani nursalikah, ed: teguh firmansyah

Sumbar Tetapkan Status Siaga

PADANG -Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sumatra Barat (Sumbar)menetapkan status Siaga bencana asap selama sebulan menyusul semakin pendeknya jarak pandang di sejumlah daerah.

"BPBD Provinsi sudah berkoordinasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) dan meminta untuk mendirikan pos-pos penanganan dampak asap di setiap instansi pemerintah maupun swasta," ujar Kepala BPBD Sumbar Yazid Fadli di Padang, Ju mat (19/9).

BPBD mengharapkan pemerintah daerah melakukan peng ujian kualitas udara, membentuk posko tanggap darurat, dan menambah stok masker selama masa tanggap darurat. Guna mencegah gangguan kesehatan akibat asap, masya rakat di minta mengurangi aktivitas di luar rumah.

Warga yang berakti vitas di luar ruangan disarankan mengenakan masker. "Mudah-mudahan cuaca hujan sehingga bisa mengurangi kabut asap," katanya.

Status Siaga Darurat akan berlang sung sebulan. Kepala Stasiun Pemantau Global Atmosfer Global (GAW) Bukit Kototabang Edison Kurniawan mengungkapkan, seluruh kabupaten dan kota di Sumbar terdampak asap akibat kebakaran hutan dan lahan di Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, dan Bangka Belitung, Riau.

Di Lampung, asap mulai menyelimuti sejumlah wilayah di provinsi itu, Jumat (19/9) pagi. Meski belum pekat, jarak asap membuat jarak pandang berkendaraan di jalan lintas Sumatra (jalinsum) hanya se kitar 300 meter. Pemantauan Republika di ruas jalinsum Natar di Kabupaten Lampung Selatan hingga Tegineneng, Kabupaten Pesawaran, Jumat (19/9), kondisi asap mulai terjadi sejak Subuh hingga pukul 08.30 WIB. Asap diperkirakan dibawa angin dari titik-titik api wilayah Sumatra.

Asap juga terlihat di Bandara Raden Intan II Branti, Lampung. Jarak pandang pun menjadi hanya sekitar 500 meter di landasan pacu pesawat. Kondisi itu belum membuat penundaan jadwal penerbangan maskapai. "Asap mulai terlihat hari ini (Jumat), tapi aktivitas bandara masih berjalan normal," ujar seorang petugas Bandara Branti.

Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Lampung Sugiono menyatakan, di Lampung terdeteksi persebaran titik api (hotspot) sejak kemarau.

Di Provinsi Riau, asap yang sempat mengkhawatirkan warga sudah berkurang. Asisten I Pemprov Riau Kasiarudin di Pekan baru mengatakan, Jumat (19/9), berdasarkan laporan BMKG menunjukkan asap Riau sudah tidak ada.Indeks standar pencemar udara (ISPU) pada Jumat juga berada pada kondisi standar atau sedang.

Berbeda dengan Kamis (19/9), asap membuat indeks pencemaran melebihi 300 atau dalam level berbahaya.Asap di Riau disebabkan pengaruh angin yang membawa asap dari beberapa wilayah lain, seperti Sumatra Selatan dan Jambi.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Jumat (19/9), jumlah titik api cenderung turun. Di Sumsel terdapat 25 titik, Kepulauan Bangka Belitung sembilan titik, Lampung lima titik, Ka ltim lima titik, Jambi empat titik, dan Riau satu titik. rep:Mursalin Yasland/antara, ed:teguh firmansyah

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement