RAMALLAH -- Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) menyambut baik pernyataan akhir Konferensi Perdamaian Internasional di Paris pada Ahad (15/1). Mereka meyakini pernyataan tersebut adalah langkah penting guna menyelesaikan konflik Israel-Palestina.
"Kami percaya itu adalah tanda yang sangat positif bahwa masyarakat internasional bersedia terlibat, dan terlibat secara positif guna menyelamatkan penyelesaian dua-negara, yang didukung dunia," kata Hanan Ashrawi, anggota Komite Pelaksana PLO, di dalam pernyataan pers yang disiarkan melalui surel, seperti dilansir Xinhua, kemarin.
Konferensi satu hari di Paris tersebut, yang dihadiri oleh wakil dari sebanyak 70 negara serta Uni Eropa, PBB, Liga Arab, dan dua organisasi—Afrika serta Islam—menyerukan dilanjutkannya proses perdamaian yang macet. "Setelah pertemuan tingkat menteri yang diselenggarakan di Paris pada 3 Juni 2016, para peserta bertemu di Paris pada 15 Januari 2017 untuk menegaskan kembali dukungan mereka bagi penyelesaian yang adil, langgeng, dan menyeluruh atas konflik Palestina-Yahudi," demikian deklarasi bersama Konferensi Perdamaian Timur Tengah itu.
Hanan Ashrawi memuji deklarasi tersebut dan menyampaikan harapan untuk melihatnya dilaksanakan. "Kami percaya gagasan Prancis ini adalah secercah harapan dalam situasi yang sangat suram dan sangat berbahaya," katanya.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas pada Ahad (15/1) malam mengatakan, konferensi Paris telah kembali menegaskan dan kembali menyampaikan semua resolusi sah internasional. "Termasuk tiang hukum internasional, menolak dikte, permukiman, dan menerapkan kenyataan di lapangan, termasuk Yerusalem."
Abbas menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah dan Presiden Prancis karena menjadi tuan rumah konferensi itu dan melancarkan segala upaya yang diperlukan bagi keberhasilannya. "Hasil konferensi tersebut mengumandangkan Resolusi 2334 Dewan Keamanan PBB," kata Abbas.
Presiden Palestina itu juga menyeru semua negara yang belum mengakui Negara Palestina agar melakukannya guna memelihara penyelesaian dua negara dan menyebarkan keamanan serta kestabilan di wilayah tersebut. Sejauh ini, 138 negara telah mengakui Palestina sebagai negara, termasuk Vatikan.
Sekretaris Jenderal PLO Saeb Erekat mengatakan, pernyataan penutup yang dikeluarkan oleh lebih dari 70 menteri luar negeri adalah pesan kepada Israel bahwa negara Yahudi itu tak bisa mencapai perdamaian dan keamanan tanpa mengakhiri pendudukannya lebih dulu. Sedangkan, Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) mengatakan, pembicaraan dengan Israel cuma buang-buang waktu. antara, ed: Fitriyan Zamzami