Waktu menjadi sesuatu yang sangat berharga bagi Arsene Wenger, beberapa tahun terakhir. Terutama, setelah meneken per- panjangan kontrak tiga tahun untuk bertahan sebagai juru taktik Arsenal, akhir musim lalu.
Sebelum perpanjangan kontrak itu diteken, Wenger dalam tekanan besar di Emirates. Ia dituntut segera mengakhiri paceklik gelar yang telah melanda Arsenal sejak 2005. Wenger mendatangkan Mesut Oezil dengan nilai transfer termahal Arsenal untuk menjawab tuntutan tersebut.
Kedatangan Oezil sempat melambungkan asa the Gunners mengakhiri paceklik gelar dengan menjuarai Liga Primer Inggris.
Tapi, asa tersebut kandas di tengah jalan. Arsenal hanya mampu mengakhiri puasa prestasi dengan gelar Piala FA.
Tekanan terhadap Wenger belum mereda meski telah mempersembahkan Piala FA. Pendukung Arsenal takkan puas jika tim kesayangannya belum merajai Liga Primer. Trofi paling bergengsi di Inggris itu tak pernah mampir ke Emirates sejak 2004. Wenger tak punya banyak waktu untuk mewujudkan impian publik Emirates.
Wenger mengulang kembali strategi transfer bintang seperti musim lalu. Bedanya, kali ini Wenger lebih agresif dan ambisius.
Sudah mendapatkan Alexis Sanchez seharga 32 juta poundsterling atau sekitar Rp 640 miliar, Wenger belum puas. Ia terus bermanuver mengincar sejumlah pemain kelas wahid, seperti Sami Khedira. Juru gedor tim nasional Belanda Klaas-Jan Huntelaar juga tak luput dari incaran Wenger.rep:adi wicaksono ed: endro yuwanto