Senin 21 Jul 2014 16:00 WIB

Hilang Satu, Tumbuh Seribu

Red:

Ungkapan hilang satu tumbuh seribu, tampaknya sangat tepat untuk Atletico Madrid. Tak ada yang bisa menolak, Atletico Madrid adalah pencetak jejeran penyerang terbaik dunia.

Bukan akademi sepak bola La Masia milik Barcelona yang menjadi perhatian dunia satu dekade terakhir dan bukan pula gelontoran dana dari tim-tim mendadak kaya. Klub yang berhasil menghentikan dominasi Barcelona dan Real Madrid di pentas La Liga musim lalu itu punya cara berbeda untuk melahirkan nama-nama sekelas Fernando Torres, Sergio Aguero, Radamel Falcao, dan terakhir Diego Costa.

Tidak semua nama-nama berbahaya itu lahir dari sistem pembinaan pemain muda Atleti, tapi karier di Stadion Vicente Calderon, Madrid terbukti sukses memberikan hasil yang berbeda untuk mereka.

Atletico sempat dianggap sebagai spesialis penjual pemain berbakat namun minim gelar. Mampu mencetak juru gedor berbahaya yang menjadi idaman klub-klub besar dunia, los Rojiblancos ibarat "sekolah sepak bola" yang tak pernah jadi juara. Akan tetapi, musim 2013/2014 menjadi titik balik mereka. Bersama penyerang tangguh, Diego Costa, Atletico menjadi juara Liga Spanyol serta runner-up Liga Champions.

Awalnya, Diego Costa bergabung dengan Atletico Madrid pada 2007. Nasibnya kurang bersinar dan berkali-kali dipinjamkan ke klub lain. Praktis, musim lalu adalah musim terbaik Costa sepanjang karir. Chelsea akhirnya membeli pemain itu dengan nilai 32 juta poundsterling (Rp 635 miliar).

Salam perpisahan Costa pun semakin meyakinkan Atletico merupakan batu loncatan sebelum meraih gelar yang lebih banyak bersama klub baru.

"Saya ingin berterima kasih kepada semua orang di Atletico yang membuat saya seperti sekarang ini. Sekarang saya akan menjalani petualangan baru dan saya ingin meraih banyak piala bersama Chelsea," kata Costa di situs resmi klub asal London itu.

Lahirnya penyerang-penyerang berbahaya Atletico bermula pada musim 2002/2003 seusai menjalani dua musim kelam sebelumnya pada divisi kedua Liga Spanyol. Nama Atletico Madrid sontak menjadi pembicaraan berkat kehadiran striker berbahaya yang lahir dari akademi pemain muda mereka, Fernando Torres.

Torres yang ikut membawa Atletico kembali ke pentas La Liga sukses mencetak 82 gol dari 214 penampilan. Nama besar Torres tercium hingga ke tanah Inggris. Liverpool pun resmi memboyong Torres pada 2007 dengan banderol 20 juta poundsterling (Rp 397 miliar).

Ketika Torres kembali bertemu dengan tim yang membesarkannya pada babak semifinal Liga Champions musim lalu, ia tetap mendapat sambutan hangat di Vicente Calderon. Bahkan, pelatih Atletico, Diego Simeone, mengatakan, "Dia (Torres) akan tetap menjadi seorang Atletico di manapun dan kepada siapa pun dia bermain."

Kehilangan Torres tak membuat Atletico kehilangan stok pemain. Kali ini, giliran Sergio Aguero yang diorbitkan ke dunia sepak bola Eropa. Pada 2006, Aguero masih berusia 18 tahun ketika berangkat dari klub Argentina, Independiente untuk transfer senilai 23 juta euro (Rp 361 miliar). Aguero berhasil menggantikan peran Torres dan menyumbangkan satu gelar juara Liga Eropa dan Piala Super UEFA pada 2010.

Aguero akhirnya dijual ke Manchester City dengan harga 44 juta euro (Rp 692 miliar) naik dua kali lipat dari harga belinya. Pada musim 2011/2012, giliran Radamel Falcao melanjutkan estafet penyerang berbahaya Atletico.

Bergabung dari Porto dengan nilai transfer 40 juta euro (Rp 629 miliar), ia langsung membantu klubnya menjadi juara Liga Eropa dan Piala Super UEFA. Sebelum akhirnya memutuskan pindah ke AS Monaco dengan banderol 60 juta euro (Rp 943 miliar), Falcao sempat membantu klubnya menghancurkan Real Madrid dalam derby partai final Copa del Rey 2013. Kemenangan tersebut begitu manis karena itu menjadi kemenangan pertama atas seteru satu kota mereka selama 14 tahun.

Atletico Madrid kini memiliki striker baru, Mario Mandzukic, yang didatangkan dari klub raksasa Jerman, Bayern Muenchen. Akankah Atletico meraih sukses lebih banyak bersama Mandzukic atau justru sang penyerang akan kembali memanfaatkan Atletico sebagai batu loncatan? rep:c71 ed: abdullah sammy

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement