KUALA LUMPUR -- Industri keuangan syariah Malaysia terus berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Setelah melahirkan perbankan syariah, takaful, sukuk, dan pengelolaan aset, kini ekonomi syariah Malaysia juga memiliki produk wealth management (pengelolaan kekayaan) secara Islami.
Pusat Studi Bisnis dan Keuangan Internasional Labuan Inc Sdn Bhd (Labuan IBFC) memperkenalkan produk baru bagi para pebisnis. Produk ini adalah pengelolaan kekayaan secara Islami (Islamic Wealth Management) yang akan memenuhi keinginan para pebisnis, baik Muslim maupun non-Muslim. Keinginan tersebut adalah bagaimana mengelola kekayaan mereka secara Islami.
Foto:Maman Sudiaman/Republika
Suasana Kuala Lumpur ; Wisata Malaysia
Wakil Menteri Keuangan Malaysia Datuk Ahmad Maslan, dikutip dari Bernama meramalkan pengelolaan kekayaan secara Islami akan menjadi pengembangan selanjutnya dari industri keuangan syariah. Apalagi, Malaysia telah memiliki infrastruktur dalam pengembangan Islamic Wealth Management.
Datuk Ahmad Maslan menyatakan, negaranya adalah yang pertama meluncurkan pengelolaan kekayaan (wealth management) secara Islami. Ia pun berharap, negaranya bisa menjadi penguasa produk ini, seperti ketika Malaysia menguasai pasar sukuk global.
Malaysia selama ini dikenal sebagai negara dengan aset industri keuangan syariah ketiga terbesar. Baik dalam produk dan layanan perbankan syariah, sukuk, dan takaful. ''Mari kita berharap menjadi juara dalam pengelolaan kekayaan Islami,'' ucap dia, dikutip dari Bernama, akhir Juli lalu.
Malaysia, tutur dia, selama ini berupaya menjadi pusat pendidikan keuangan syariah. Pemerintah pun terus menerus meningkatkan lembaga pengembangan keuangan syariah.
Saat ini, tutur dia, ada beberapa lembaga pengembangan sumber daya insani bagi indutri keuangan syariah. Seperti, International Shariah Research Academy for Islamic Finance, International Centre for Education in Islamic Finance, Islamic Banking and Finance Institute of Malaysia, dan the Asian Institute of Finance.
rep:ichsan emrald alamsyah ed: irwan kelana