YOGYAKARTA -- Muhammadiyah akhirnya merilis uang elektronik dengan nama DUITMU. Kelahiran DUITMU dinilai akan memudahkan warga Muhammadiyah melakukan transaksi dalam aktivitas keuangan sehari-hari.
Ketua Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan (MEK) PP Muhammadiyah Syafruddin Anhar dalam rilisnya, Kamis (21/8), mengatakan kelahiran uang elektronik (e-money) DUITMU adalah tindak lanjut dari Rapat Kerja Nasional Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan PP Muhammadiyah (MEK) PP Muhammadiyah pada bulan April 2014 lalu.
Organisasi ingin agar ada kemudahan warga Muhammadiyah dalam bertransaksi dan sekaligus menyosialisasikan financial inclusion ke ranah warga Muhammadiyah. "Dengan DUITMU peredaran uang Muhammadiyah bisa berputar di lingkungan Muhammadiyah dan tidak ke mana-mana sehingga konsep uang dari, untuk, dan oleh Muhammadiyah bisa terwujudkan," kata Syafruddin.
Foto:Yasin Habibi/Republika
Umat Muslim Muhammadiyah melakukan Shalat Tarawih berjamaah di Masjid At-Taqwa, kantor PP Muhammadiyah, Jakarta Pusat, Jumat (27/6) malam.
Lebih jauh, Ketua MEK PP Muhammadiyah menegaskan bahwa DUITMU adalah salah satu dari produk e-money dari MEK PP Muhammadiyah yang basisnya untuk keuangan mikro dan komunitas. Tapi ke depan Muhammadiyah akan menerbitkan beberapa e-money yang merupakan kerja sama dengan pihak perbankan dan telekomunikasi. "Dengan demikian Muhammadiyah akan memiliki banyak e-money yang fungsinya bervariasi jenis manfaatnya," tutur Syafruddin Anhar.
Sementara, Wakil Ketua MEK PP Muhammadiyah Aries Mufti menambahkan, e-money DUITMU adalah produk dari Muhammadiyah. "Dengan adanya DUITMU, amal usaha Muhammadiyah bisa terintegrasi dalam sistem keuangan berbasis teknologi," ujarnya.
Apalagi, konsep dari DUITMU ini diimplementasikan dalam produk Ta'wun. Dengan DUITMU, warga Muhammadiyah bisa bertransaksi praktis di mana saja, kapan saja, dan bebas pulsa dengan menggunakan DUITMU yang alatnya adalah ponsel.
Kelahiran DUITMU ini, kata Aries, juga akan meningkatkan rasa solidaritas warga Muhammadiyah dalam melakukan kegiatan-kegiatan sosial dalam meningkatkan dakwah. Dengan DUITMU, warga Muhammadiyah bisa dengan cepat membayar tunai zakat, infak dan sedekah.
"Dikarenakan DUITMU ini adalah milik Muhammadiyah, maka segala keuntungan dalam transaksi DUITMU ini diperuntukkan untuk kesejahteraan Muhammadiyah," kata Aries Mufti.
Untuk menyosialisasikan DUITMU sebagai uang komunitas, Aries Mufti berencana menawarkan ke berbagai badan amal usaha Muhammadiyah di berbagai wilayah dan sekaligus memfasilitasi warga Muhammadiyah di daerah yang selama ini tidak mampu mengakses lembaga keuangan. DUITMU adalah alternatif bagi warga Muhammadiyah dalam bertransaksi dan sekaligus sebagai uang komunitas dari dan untuk Muhammadiyah.
Muhammadiyah memiliki potensi ekonomi yang sangat besar dalam mendorong laju ekonomi umat. Apalagi, dari segi pendidikan, misalnya, amal usaha Muhammadiyah (AUM) mencapai 3.370 TK, 2901 SD/MI, 1.761 SMP / MTs, 941 SMA/MA/SMK, 67 pondok pesantren, dan 167 perguruan tinggi. rep:ichsan emrald alamsyah ed: irwan kelana