Selasa 05 Aug 2014 13:30 WIB

Bak Gajah Lawan Semut

Red:

Oleh:Siwi Tri Puji B -- Pertempuran antara militer Israel dan sayap bersenjata Hamas dan kelompok Palestina lainnya di Jalur Gaza adalah konflik asimetris klasik. Kedua belah pihak masih jauh dari seimbang, meski masing-masing tetap dapat membuat tekanan yang cukup untuk melemah kan lawannya.

Tak pelak, jumlah korban pun asimetris juga. Korban tewas di kalangan rakyat Palestina meningkat tajam sejak Israel mengintensifkan serangan udara nya. Dapat dipahami karena Jalur Gaza adalah wilayah yang relatif kecil dengan jumlah penduduk yang padat. Di sisi lain, Hamas menyerang balik dengan peralatan tempur seadanya. Situs BBC menyebut tak satu pun dari peralatan militer mereka yang masuk dalam katagori canggih.

Sebagian didasarkan pada teknologi era Soviet dan roket artileri yang dirancang untuk ditembakkan bukan secara individual. Beberapa diimpor melalui terowongan penyelundupan dari Sinai; ada pula yang dirakit sendiri di Jalur Gaza, meskipun banyak dari ini mungkin masih tergantung untuk bagian-bagian kunci pada komponen dari Iran atau Suriah yang diselundupkan melalui terowongan yang sama atau dengan metode lain.

Sistem shorter-range termasuk Grad dan roket-roket Qassam memiliki kisaran jangkauan hingga 48 km. Mereka mengancam kota-kota di Israel selatan, seperti Sderot, Ashkelon dan bah kan Beersheba dan pelabuhan Ashdod. Ada juga yang jangkauannya lebih jauh seperti Fajr-5, yang dapat mencapai hingga 75 km, mengancam pusatpusat populasi besar seperti Tel Aviv dan Yerusalem.

Tapi penggunaan Fajr-5 membawa masalah praktis besar. Karena berukuran besar dan berat, maka membutuhkan penanganan mekanis dan perlu perawatan pra strategis di lokasi peluncuran tersembunyi dan disamarkan.

Dalam konflik terbaru Israel-Palestina, Hamas ditengarai mulai menggunakan rudal jarak jauh serupa yang digunakan Suriah, Khaibar 1. Senjata ini pertama kali digunakan pada awal bulan ini dan memiliki jangkauan hingga 160 km, hingga ke Haifa di pantai utara Israel.

Rentang dalam hal ini sangat penting. Serangan membuat penduduk di kota-kota Israel besar di bawah an caman, menyebabkan gangguan besar dan ketakutan.

Masalah bagi Hamas dan kelompok bersenjata lainnya adalah kemampuan mereka yang terbatas untuk mempertahankan operasi tersebut. Sumbersumber intelijen Israel menunjukkan bahwa kelompok-kelompok Palestina memiliki ribuan roket jarak pendek.

Fakta bahwa pemerintah Mesir telah mengambil langkah-langkah untuk menutup banyak terowongan antara Gaza dan Sinai, membuat pasokan masa depan rudal dan komponennya menjadi lebih sulit.

Namun analisis BBC menyebut, pejuang Palestina tidak sepenuhnya pasif. Mereka jelas memiliki pertahan an yang berkembang dengan baik dan senantiasa mencoba menggagalkan setiap serangan Israel di medan perang.

Ada infrastruktur bawah tanah yang rumit dan mereka mempelajari serang an Israel sebelumnya dengan hati-hati. Di sisi lain, BBC mencatat persenjataan lengkap dan kekuatan udara penuh Israel digunakan dalam serangan kali ini. Terutama, serangan terhadap situs peluncuran roket, toko senjata, dan unsur-unsur komando Ha mas dan kelompok-kelompok lainnya.

Sejauh ini, serangan mereka belum menghentikan serangan roket — hal yang menjadi alasan serangan mereka adalah untuk ‘membungkam’ roket Palestina. Mereka sesumbar serangan ini belum ada apa-apanya dibanding pertempuran pada November 2012.

Salah satu yang digadang-gadang adalah sistem Iron Dome yang diyakini mampu mencegat semua roket Hamas ke wilayah mereka. Namun pada praktiknya, Iron Dome tidak bisa mencegat setiap rudal yang ditembakkan. Radar dan sistem perintah dalam sistem ini menganalisis di mana rudal mungkin jatuh dan hanya mencegat rudal yang dianggap menuju daerah-daerah sipil.

Dalam satu hari di akhir bulan lalu, IDF mengatakan bahwa 255 roket telah menghantam wilayah Israel sejak awal operasi. Hanya 71 saja yang berhasil dicegat oleh Iron Dome.

Israel secara ketat menjaga data rinci tentang kinerja Iron Dome. Peng gunaannya sebelumnya telah mendorong beberapa perdebatan di kalang an ahli terkait tingkat keberhasilan yang tampaknya luar biasa. Tak jelas seberapa ‘sakti’ peralatan ini me nang kis serangan, yang jelas dampak yang signifikan yang mampu dicatat adalah minimnya jumlah korban di pihak Israel.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
اَلَمْ تَرَ اَنَّ اللّٰهَ يَسْجُدُ لَهٗ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَمَنْ فِى الْاَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُوْمُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَاۤبُّ وَكَثِيْرٌ مِّنَ النَّاسِۗ وَكَثِيْرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُۗ وَمَنْ يُّهِنِ اللّٰهُ فَمَا لَهٗ مِنْ مُّكْرِمٍۗ اِنَّ اللّٰهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاۤءُ ۩ۗ
Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan siapa yang ada di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan, bintang, gunung-gunung, pohon-pohon, hewan-hewan yang melata dan banyak di antara manusia? Tetapi banyak (manusia) yang pantas mendapatkan azab. Barangsiapa dihinakan Allah, tidak seorang pun yang akan memuliakannya. Sungguh, Allah berbuat apa saja yang Dia kehendaki.

(QS. Al-Hajj ayat 18)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement