Senin 11 Aug 2014 14:30 WIB

Pemkot Gelar Biduk ke Pendatang

Red:

PULO GEBANG — Pendatang baru yang ingin beradu nasib ke Jakarta diperkirakan mengalami lonjakan. Karena itu, Suku Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Jakarta Timur meningkatkan upaya pemahaman tentang peraturan ketertiban umum kepada pendatang.

Kepala Disdukcapil Jakarta Timur Abdul Haris mengatakan, upaya pembinaan warga itu dilakukan karena tahun ini pemerintah provinsi tidak akan menggelar operasi yustisi terhadap pendatang. Namun, pihaknya wajib menerapkan Perda Nomor 8 Tahun 2007 tentang Ketertiban Umum.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Rakhmawaty La'lang/Republika

Warga beraktivitas di kawasan pemukiman padat semi permanen di Senen, Jakarta Pusat, Selasa (5/8).Pasca mudik lebaran, tahun ini diprediksi sekitar 68.500 pendatang baru akan memadati Jakarta. Para pendatang yang tidak memiliki kerabat pada umumnya akan menempati sejumlah kawasan kumuh dan bantaran kali.

 

 

"Tahun ini namanya Biduk (Bina Kependudukan). Tahun sebelumnya, kalau mereka tertangkap tidak memiliki KTP DKI, mereka didenda Rp 20 ribu, tapi ternyata tidak memberikan efek jera. Mereka tetap saja enggan mengurus surat kependudukan," ujarnya, Sabtu (9/8).

Biduk ini, menurutnya, menjelaskan agar warga yang ingin tinggal lama di DKI agar segera mengurus surat kependudukan. Bagi yang tinggal sementara, mereka akan diberikan surat keterangan domisili sementara (SKDS). Langkah itu juga menjelaskan bahwa warga tanpa KTP Jakarta tidak akan bisa mendapatkan hak layaknya warga Jakarta, seperti KJS, KJP, dan lainnya.

Langkah ini, lanjutnya, akan dimulai dari wilayah-wilayah yang diperkirakan akan banyak kantong penduduk baru, semisal kontrakan-kontrakan yang biasa menampung para pendatang yang belum memiliki tempat tinggal. "Nanti kita lakukan Bina Kependudukan, kita sebar juga dari ketua RW-nya surat SKDS. Nanti dilakukan pembekalan tentang Perda 8 Tahun 2007," kata Haris.

Untuk itu, pihaknya akan menghadirkan narasumber dari Satpol PP untuk menjelaskan isi perda tersebut. "Jadi, kalau mereka terjaring operasi, mereka tahu sanksinya," ungkap dia. Langkah ini dianggapnya cukup untuk memberikan efek jera kepada pendatang yang tidak memiliki KTP Jakarta. Menurut rencana, pada 23 Agustus akan dimulai di RW 10, Klender, Kecamatan Duren Sawit," katanya.  rep:c81/c80 ed: dewi mardiani

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement