Senin 15 Sep 2014 13:30 WIB

Dangdut dari Bollywood ke Tenabang

Red:

Dangdut akhir-akhir ini kembali bergeliat dan menggebrak dunia musik di Tanah Air. Seperti di televisi-televisi, tidak ada hari tanpa dangdut.

Dangdut sendiri baru dikenal di Indonesia pertengahan tahun 1950-an. Sebelumnya, muncul lagu-lagu berirama Melayu. Pada 1950-an, ada empat orkes Melayu di Jakarta  umumnya bermain saat acara perkawinan dan keramaian.

Orkes Melayu (OM) terkenal kala itu, yakni Orkes Melayu Chandralela dari Tanah Abang pimpinan Husein Bawafie. Tiga OM lainnya, yaitu Kenangan dari Pekojan pimpinan Husen Aidit, OM Sinar Medan pimpinan Fauzi Aseran dari Sawah Besar, dan OM Bukit Siguntang pimpinan Abdul Khalik dari Jakarta Kota. 

Kala itu, acara-acara perkawinan dan pernikahan yang umumnya dilangsungkan  di rumah-rumah dengan menyewa pelampang. Maklum kala itu, belum ada gedung atau tempat khusus disewakan untuk acara pesta keramaian.

Saat meriahnya OM, mulai marak film India di bioskop-bioskop. Film dari negara Hindustan ini disertai nyanyian dan tarian. Karena lagunya digemari masyarakat, orkes-orkes Melayu pun ikut-ikut menyanyikannya. Kala itu, film India masih belum bernama Bollywood, nama yang baru populer tahun 1970-an.

Di antara OM yang paling sering menyanyikan lagu-lagu berirama India, yakni OM Chandraleka pimpinan Husen Bawafie kelahiran Tenabang. Salah satu lagu India yang terkenal waktu itu, "Awarahun", yang berasal dari film Awara, dimainkan oleh pasangan film India terkenal, Raj Kapoor dan Nargis. Kemudian, disusul oleh orkes Melayu lainnya ikut menyanyikan lagu-lagu tersebut.

Kemudian terkenallah istilah dangdut, menirukan bunyi "gendang..dut..dut". Penyanyi lagu-lagu berirama India kala itu, yakni Elya Khadam yang begitu tergila-gila India hingga sering mengenakan pakaian sari ala Hindustan. Disusul kemudian Elvie Sukaesih yang dijuluki Ratu Dangdut. Kala itu Elvie baru berusia 15 tahun.

Setelahnya, bermunculanlah penyanyi dangdut lainnya, seperti Evie Tamala dan Iis Dahlia. Sedangkan, penyanyi pria kala itu, Munif Bahasuan, M Mashabi, dan A Rafiq.

Seperti pernah dinyatakan almarhum Husein Bawafid, lahirnya lagu-lagu dangdut tidak dapat dipisahkan dari maraknya film India. Awalnya dangdut dinyanyikan secara sopan, belum sampai mengarah pada pornografi seperti sekarang.

India merupakan salah satu negara pembuat film terkemuka di di dunia. Tidak kurang dari 800 hingga 1.000 film cerita diproduksi di India berpusat di Bombay (kini Mumbai). Produksi Bollywood diekspor ke-50 negara, termasuk Indonesia.

Film India juga sangat digemari di negaranya. Jutaan orang India tiap hari pergi ke bioskop-bioskop untuk menonton filmnya. Di India yang umat Islamnya 13 persen dari penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar satu miliar jiwa sangat berperan dalam industri film.

Bahkan, ada berita yang menyebutkan, 30 persen masyarakat industri ini penganut Islam. Mulai dari¸artis, sutradara, penulis cerita¸skenario, sampai produsennya. Belum lagi para kru film. Selain Shah Rukh Khan, banyak pemain Muslim terkenal lainnya, seperti Aamir Khan, Saif Ali Khan, dan sederetan nama Khan lainnya.

Ada beberapa produser Muslim, yang film-filmnya oleh Hollywood dicalonkan sebagai peraih Oscar untuk kategori film asing, seperti Amir Khan dalam film Laagam dan Mother India yang disutradarai oleh Mehbob Khan. Sampai saat ini, Shah Rukh Khan tetap sebagai pemain paling populer di perfilman India.

Tahun 2002 Amir Khan meraih penghargaan film asing terbaik dalam salah satu festival di Eropa. Di antara para musisi India yang mendapat penghargaan internasional, yakni AR Rahman, seorang pemeluk Hindu yang kemudian menjadi Muslim.  rep-:alwi shahab ed: dewi mardiani

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement