Pameran bertajuk "Mass Perspective" di Galeri Seni Kunstkring yang berlangsung hingga 12 Oktober mendatang menjadi pembuktian bagi sosok Billy Ma dalam berkarya. Seniman kelahiran Taiwan ini akhirnya bisa keluar dari "zona nyamannya" sebagai seniman patung dan ukiran. Dalam sebuah wawancara dengan majalah Surface, Billy bahkan sempat berujar, "Akhirnya saya seniman utuh!"
Lulus dengan gelar di bidang desain mode, Ma awalnya berkarier sebagai perancang seni visual untuk iklan sejumlah restoran. Pekerjaan sebagai seniman kontrak diakuinya sangat berguna untuk membayar sebagian kebutuhannya sehari-hari. Namun, akhirnya dia merasa ada yang kurang, "Ada bagian jiwa yang kosong," ujarnya.
Foto Raisan Al Farisi/Republika
Suasana pengunjung pameran poster Billy Ma yang bertemakan "mass perspective" yang di pamerkan di Galeri Seni Kunsktring, Jakarta Pusat, Kamis (18/9).
Sampai akhirnya, dia memilih untuk pindah ke Singapura dan memulai karier sebagai seniman murni, tanpa bekerja untuk perusahaan. Semakin ke sini, Billy mencoba mengeksplorasi kemampuannya untuk mengolah karya yang melibatkan isu sosial. Penting baginya untuk menciptakan karya yang bisa berdampak baik bagi banyak orang.
Ditanya tentang tips dan trik untuk menjadi "seniman utuh", Billy tak butuh lama untuk berpikir. "Jangan iri terhadap kesuksesan seniman lain. Kalau bisa malah belajar lah dari mereka," ujarnya.
Billy merasa bahwa yang terpenting bagi seorang seniman adalah disiplin. "Disiplin dalam berkesenian itu setengah fisik setangah mental. Tetaplah berkarya, meski yang suka hanya ibumu seorang," lanjutnya.
Billy merupakan satu contoh seniman muda Asia yang karirnya bisa melejit ke dunia internasional. Dia berharap karya-karyanya bisa memotivasi seniman lain untuk berkarya. rep:c85 ed: dewi mardiani