REPUBLIKA.CO.ID,LONDON--Inggris Rabu mengatakan pihaknya untuk sementara menarik sebagian staf kedutaannya dari ibu kota Yaman, Sanaa, menjelang aksi-aksi protes yang diperkirakan Jumat. "Ditinjau dari kemerosotan cepat dalam situasi keamanan di Yaman dan risiko tinggi peningkatan ketegangan di Sanaa, serta kemungkinan aksi-aksi protes pada Jumat 25 Maret yang mungkin menimbulkan bentrokan kekerasan, bagian dari tim kedutaan Inggris di Sanaa sementara ditarik, meninggalkan staf inti kecil di tempat," kata Kantor Luar Negeri Inggris.
Para anggota parlemen Yaman, Rabu menyetujui pemberlakuan keadaan darurat yang diumumkan Presiden Ali Abdullah Saleh sementara ia menghadapi tuntutan yang meningkat bagi pengunduran dirinya. Dari 164 anggota parlemen yang hadir dalam sidang khusus parlemen 163 anggota menyetujui tindakan yang diumumkan presiden Jumat lalu itu beberapa jam setelah para pendukung rezim di Sanaa menembak mati 52 pemrotes dekat universitas ibu kota itu.
Semua anggota parlemen oposisi, independen dan para anggota Partai Kongres Rakyat Umum pimpinan Saleh yang membelot memboikot sidang parlemen yang memiliki 301 kursi itu. Pada Selasa, satu tawaran Saleh untuk mundu pada Januari, 20 bulan lebih cepat dari rencana, gagal menenangkan protes oposisi anti rezim yang meningkat dalam dua bulan belakangan ini.
Saleh, yang sebelumnya mengatakan ia akan tetap menjadi presiden sampai masa jabatannya berakhir September 2013 tetapi tidak ikut mencalonkan diri lagi, menawarkan pengunduran diri Januari setelah pemilihan parlemen, kata seorang pejabat senior. Pemerintahnya dilanda gelombang pembelotan dalam kalangan pejabat penting militer, para kepala suku yang berpengaruh, para ulama Muslim dan para diplomat senior serta dalam partainy sendiri, terutama sejak pertumpahan darah Jumat di Sanaa. Massa dan oposisi diperkirakan akan menggelar aksi protes besar pada Jumat.