REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) merekomendasikan agar bangsa Libya diberi kesempatan untuk menyelesaikan persoalannya sendiri.
"Seharusnya bangsa Libya diberi kesempatan untuk menyelesaikan persoalannya sendiri," kata Wakil Sekjen PBNU Abdul Mun'im Dz saat membacakan rekomendasi rapat pleno PBNU di Pesantren Krapyak, Yogyakarta, Senin.
Menurut PBNU, keterlibatan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) seharusnya hanya sebatas menjaga perdamaian. Dasar utama dalam penyelesaian persoalan Libya adalah melindungi rakyat dan kedaulatan negara itu.
"Dengan alasan itu, maka NU mengutuk keras penyerbuan tentara koalisi pimpinan Amerika Serikat ke Libya," kata Mun'im. PBNU mendesak agar pemerintah Indonesia berperan aktif dalam menyelesaikan masalah Timur Tengah, negara Arab, dan khususnya Libya.
Sementara kepada para pemimpin Timur Tengah, PBNU menyarankan agar dalam menghadapi perubahan yang demikian kuat, hendaknya para pemimpin Timur Tengah mawas diri untuk segera mencari solusi dalam bentuk transisi kekuasaan secara damai.
Sementara itu Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyatakan, saat ini terdapat seratusan ulama Libya yang berupaya mendekati para penentang Presiden Muamar Khadafi guna meminta agar tidak melanjutkan penyerangan, setelah ada keterlibatan tentara asing pimpinan Amerika Serikat.
Rapat pleno ditutup Said Aqil Siroj. Hadir dalam acara penutupan rapat tersebut Pengasuh Pesantren Krapyak KH Attabik Ali, Rais Aam PBNU KH MA Sahal Mahfudh, Wakil Ketua Umum PBNU As'ad Said Ali, Sekjen Marsudi Syuhud, jajaran syuriah, tanfidziyah dan lain-lain.