REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring meminta maaf atas terbatasnya kapasitas ruangan di media center dan ketaknyamanan lainnya pada hari kedua KTT ASEAN ke-18.
"Sekali lagi saya minta maaf, dan atas nama pemerintah saya meminta maaf dan semua komplen akan saya sampaikan ke Pak Marty (Menlu-red) dan jika soal perdagangan kepada ibu Elka (Mendag)," kata Tifatul dalam jumpa pers di Media Center KTT ASEAN ke-8 di Jakarta, Kamis (5/5).
Tifatul mengakui kapasitas media center hanya cukup untuk 300 orang dan dilengkapi 100 komputer desktop dengan bandwith koneksi internet 2,1 Gb serta wifi gratis.
Tifatul sempat berseloroh ketika menimpali keluhan sempat bocornya salah satu tenda di media center. "Ada keluhan tenda bocor waktu hujan tadi, tapi ini masih lebih bagus dari tenda sunatan seperti posting di twitter saya tadi," kata Tifatul.
Mengenai kartu pengenal atau ID card, Tifatul menegaskan bahwa siapapun tanpa memiliki ID Card akan ditolak masuk ruangan dan situs acara.
Pada jumpa pers itu, Tifatul dicecar pertanyaan oleh sejumlah wartawan, baik dalam maupun luar negeri. "Tidak ada koordinasi yang baik. Jangankan media, delegasi saja baru dapat ID hari ini," keluh seorang wartawati "Voice of Indonesia, RRI, kepada Tifatul.
Sementara seorang wartawan Nippon TV, Jepang, mengeluhkan rumitnya birokrasi pendaftaran. Ia, tuturnya, diharuskan menyampaikan terlebih dahulu surat keterangan dari kantor pusatnya di Bangkok, Thailand, demi mendapatkan kartu identitas.
Padahal, katanya, hal itu sudah diurusnya jauh-jauh hari sebelum perhelatan berlangsung. "Mengapa di media center ini tidak ada penyewaan booth khusus yang dapat memudahkan kerja jurnalistik wartawan TV yang peralatannya berharga ribuan dolar itu? Saya kecewa kepada penyelenggara." kata awak TV Jepang itu.