Jumat 06 May 2011 13:10 WIB
Negara Islam Indonesia

NII tidak Suka Kader Kritis

Rep: C41/ Red: Didi Purwadi
Demonstrasi menentang NII
Foto: Antara/Ari Bowo Sucipto
Demonstrasi menentang NII

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Pendoktrinan ideologi yang ditanamkan Negara Islam Indonesia (NII) bukan tidak bisa dicegah. Dengan bertanya kritis dan mendikusikan ideologi NII bersama pihak lain, doktrinisasi NII sangat mungkin ditangkal.

Setidaknya ini berdasarkan pengalaman yang dibagikan oleh mantan NII sekaligus Jamaah Islamiyah, Natsir Abbas. Menurutnya, dengan terus bertanya kepada pihak NII yang berusaha mendoktrinasi kita, maka mereka akan mencoret kita dari daftar calon kader NII.

"Mereka tidak suka dengan kader yang kritis," ujar Abbas saat berbicara di diskusi DPD RI bertajuk "Ancaman Terorisme Pascatewasnya Osama", Jumat (6/5).

Abbas merupakan mantan petinggi JI kawasan timur yang mencakup Malaysia, Kalimantan, Filipina. Abbas menceritakan JI merupakan pecahan dari NII yang memutuskan keluar pada 1993. Abu Bakar Baasyir dan Abdullah Sunkar merupakan dua mantan anggota NII yang kemudian membesarkan JI.

Untuk tidak termakan indoktrinasi kader NII, Abbas menyarankan pelajar, mahasiwa, dan masyarat umum umum tidak mudah percaya dengan ajaran NII. "Jangan mudah terpengaruh. Harus sering sharing dengan guru atau ustadz yang lain," tambahnya.

Ketika seseorang menganggap diri sebagai paling benar dan dengan mudah mengkafirkan orang lain, masyarakat patut mewaspadai orang tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement