REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Pengamat Politik LIPI, Ikrar Nusa Bakti, menilai SBY tidak adil dalam menyikapi kasus-kasus yang melibatkan kader partai yang didirikannya. Untuk beberapa kasus, kata Ikrar, SBY bersikap melindungi, namun untuk sejumlah kasus lainnya justru SBY terkesan malah membiarkan atau malah menjerumuskan.
"Saya jadi bertanya-tanya kalau sikapnya terhadap kadernya saja tidak fair, bagaimana dengan sikapnya terhadap kader partai lainnya?," ucap Ikrar, di Jakarta, Rabu (18/5).
Ikrar menerangkan, timbulnya faksi di Partai Demokrat tak lepas dari ajang kongres partai beberapa waktu lalu. Nazaruddin dan Angelina Sondakh yang belakangan terseret dalam kasus dugaan suap Seskemenpora merupakan pendukung Anas Urbaningrum dalam kongres PD beberapa waktu lalu.
Menurut Ikrar, kubu Andi Mallarangeng menjadikan isu suap sesmenpora untuk 'menyerang' kubu Anas, sementara kubu Anas menjadikan isu tersebut untuk menyerang kubu Andi Mallarangeng karena dugaan suap terjadi di kementerian yang dipimpin Andi Mallarangeng.
"Jadi ini bukan persoalan memberangus korupsi secara sistematis, hanya alat saling serang saja," kata Ikrar menegaskan.