REPUBLIKA.CO.ID, Pejabat-pejabat Amerika mengatakan Pakistan telah mengizinkan CIA untuk memeriksa kompleks persembunyian pemimpin Alqaidah Usamah bin Ladin sebelum kematiannya. Pejabat itu, pada Kamis (26/5) mengatakan Pakistan setuju untuk penggeledahan setelah pertemuan pekan lalu antara Deputi Direktur CIA Michael Morell dan kepala intelijen Pakistan Jenderal Ahmed Shuja Pasha di Islamabad.
Pejabat itu mengatakan tim CIA akan pergi ke rumah tiga lantai di Abbottabad itu dan mencari sidik jari serta petunjuk lain yang dapat membantu mengungkap lebih banyak rencana Alqaidah. Komando Amerika dengan cepat menggeledah rumah itu segera setelah serangan 2 Mei yang menewaskan Usamah, tapi para pejabat intelijen Amerika berharap ada kesempatan untuk melakukan penggeledahan lebih menyeluruh.
Berita tentang persetujuan itu, pertama kali dilaporkan The Washington Post, beberapa jam setelah Menlu Amerika Hillary Clinton mengimbau Pakistan agar memenuhi komitmennya dalam perang melawan terorisme. Hillary mengatakan kepada wartawan dalam pertemuan di Paris bahwa Pakistan selama ini tidak selalu bertindak tegas dalam perang melawan terorisme dan bahwa sudah waktunya bagi Islamabad untuk memenuhi "harapan-harapan" Washington.
Namun, Hillary tidak merinci harapan-harapan tersebut. Sementara itu, pemboman bunuh diri di Pakistan barat laut telah menewaskan sedikitnya 32 orang, serangan serupa kedua yang diklaim oleh Taliban Pakistan dalam beberapa hari ini.
Polisi mengatakan pembom meledakkan truk kecil penuh bahan peledak dekat pos polisi di kota Hangu di provinsi Khyber-Pakhtunkhwa. Ledakan Kamis itu melukai sedikitnya 56 orang dan merusak beberapa toko dan gedung di dekatnya. Pada Rabu, pembom bunuh diri dengan mobil menyerang sebuah gedung kepolisian di Peshawar, menewaskan sedikitnya delapan orang, kebanyakan anggota polisi. Taliban mengatakan serangan itu untuk membalas dendam kematian Usamah bin Ladin.