REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL - Perdana Menteri Korea Selatan, Kim Hwang-sik, Senin (30/5) menegaskan pemerintah bersiap sepenuhnya untuk mengatasi provokasi Korea Utara. Pernyataan itu diucapkan saat mengunjungi sebuah pulau perbatasan barat yang ditembaki negara komunis itu November lalu.
Kim pejabat Korea Selatan peringkat tertinggi yang akan mengunjungi Pulau Yeonpyeong setelah serangan. Letegangan antar-Korea tetap tinggi setelah dua serangan Korea Utara yang mematikan terhadap wilayah Korea Selatan tahun lalu.
Korea Utara menenggelamkan kapal perang Korea Selatan Cheonan dan membombardir Pulau Yeonpyeong, yang menewaskan 50 orang, termasuk dua warga sipil. Secara khusus, Korea Utara menembaki Pulau Yeonpyeong sebagai serangan langsung pertama yang ditujukan kepada wilayah Korea Selatan sejak akhir Perang Korea.
"Jejak penembakan yang tersisa di mana-mana di pulau itu berulang kali membangkitkan kita pada gawatnya situasi keamanan di Semenanjung Korea," kata Kim dalam sambutannya pada acara peletakan batu pertama untuk pembangunan rumah baru bagi penduduk pulau itu.
"Pemerintah akan sepenuhnya siap terhadap setiap provokasi Korea Utara sehingga warga tidak bersalah di pulau ini tidak pernah akan dirugikan," katanya.
Sekitar 50 rumah, bangunan komersial dan gudang hancur dalam aksi penembakan itu. Dalam upacara tersebut, perdana menteri juga berjanji untuk menciptakan lingkungan kehidupan yang lebih baik bagi penduduk daripada hanya memulihkan rumah yang rusak ke bentuk aslinya.
Ia mengarahkan para pejabat untuk merancang rencana guna melestarikan bagian dari bangunan yang hancur untuk menggunakannya sebagai ruang publik di mana orang dapat merasakan secara langsung kebutuhan keamanan nasional yang ketat.
Kim juga dijadwalkan untuk mengunjungi pulau Korea Selatan utara Baengnyeong pada hari Senin untuk memberikan dukungan terhadap tentara di unit Korps Marinir di sana.